Beri Bunga Tinggi, Sukuk Negara Ritel SR-007 Banjir Permintaan

Baru saja di-launching, sukuk ini sudah kelebihan permintaan dari target Rp 20 triliun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Feb 2015, 11:50 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2015, 11:50 WIB
Ilustrasi Obligasi
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menerbitkan sukuk negara ritel seri SR-007 dengan imbal hasil 8,25 persen. Baru saja di-launching, sukuk ini sudah  kelebihan permintaan dari target Rp 20 triliun.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pemerintah perlu mengembangkan instrumen pembiayaan melalui sukuk negara untuk merambah pasar domestik ‎dan internasional.

"Peran SBSN maupun sukuk negara semakin meningkat. Sejak diluncurkan 2008 sampai 2014, sukuk negara sudah mencapai Rp 267,26 triliun dengan total outstanding Rp 206,1 triliun di akhir September lalu," ujar dia saat Launching Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Penerbitan sukuk negara ritel ini, kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan ‎Risiko Robert Pakpahan untuk memenuhi target pembiayaan APBN 2015 serta membiayai pembangunan di Indonesia.

"Sukuk negara ritel SR-007 bertenor tiga tahun dengan imbal hasil 8,25 persen per tahun. Minimum pemesanan Rp 5 juta dan kelihatannya dan Rp 5 miliar untuk maksimum pemesanan. Jadi supaya nggak diborong orang-orang yang punya duit," terangnya.

Lebih jauh Robert menjelaskan, tanggal penerbitan 11 Maret 2015 dan 11 Maret 2018 merupakan tanggal jatuh tempo. Pembayaran imbal hasil dilakukan setiap bulan pada tanggal 11 dimulai 11 April 2015.

Sukuk negara ritel ini telah mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah DSB MUI Nomor B-043/DSB-MUI/II/2015 tanggal 17 Februari 2015. Masa penawaran dimulai 23 Februari 2015 sampai 6 Maret 2015 pukul 10.00 WIB. Penjatahan pemesanan sukuk akan diumumkan pada 9 Maret 2015 dan dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia 12 Maret 2015.

Penerbitan sukuk negara ritel SR 007 menjaminkan aset proyek APBN 2015. Pemerintah, lanjutnya selama ini mencatatkan underlying aset dalam penerbitan sukuk atau SBSN berupa Barang Milik Negara dan proyek APBN. Pihaknya tengah melakukan kajian untuk underlying aset berupa pengadaan barang dan jasa.

Robert mengaku, pihaknya menargetkan nilai penerbitan sukuk negara ritel SR-007 sebesar Rp 20 triliun. "Tapi dari hasil rapat terakhir dengan agen penjual, sudah ada kelebihan permintaan hingga Rp 37 triliun. Ini menunjukkan animo masyarakat sangat tinggi," pungkas dia. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya