‎Operasi Pasar, Jokowi Sebar Beras Harga Rp 1.600 per Kg

Jokowi melepas puluhan truk yang mengangkut beras untuk melakukan operasi pasar di wilayah Jabodetabek.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Feb 2015, 12:38 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2015, 12:38 WIB
Harga Beras Kian Melonjak
Pekerja saat mengemas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo siang ini melakukan blusukan ke Gudang Perum Bulog di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam kunjungannya, Jokowi melepas puluhan truk yang mengangkut beras untuk melakukan operasi pasar di wilayah Jabodetabek.

"Operasi pasar ini sekitar 160 rib‎u ton, kita sebar ke Jabodetabek, kalau seluruh Indonesia 300 ribu ton," kata Menteri Perdagangan (Mendag)‎, Rachmat Gobel di Gudang Bulog, Rabu (25/2/2015).

Untuk menurunkan operasi pasar tersebut, pemerintah menghargai beras tersebut dalam dua kategori. Untuk penyaluran raskin beras akan dibanderol seharga Rp 1.600 per kg dan beras untuk operasi pasar disebar dengan harga Rp 7.400 per kg.

Pemyaluran beras ini dilakukan dengan menggunakan 98 truk yang terdiri dari 20 truk pengangkut beras untuk operasi pasar dan sisanya untuk penyaluran raskin ke berbagai wilayah di Jabodetabek. Operasi pasar akan dilakukan di 58 titik pemukiman warga dan di 12 pasar tradisional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil‎ sebelumnya mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga beras.

Pemerintah berjanji akan menyalurkan beras sebanyak mungkin hingga kebutuhan di pasaran bisa dipenuhi. Ditambah, adanya panen beras pada bulan depan sehingga pemerintah yakin harga akan segera turun.

"Sekarang masih ada cadangan di Bulog 1,4 juta ton. Pemerintah akan lepaskan berapa yang dibutuhkan agar harga beras stabil," papar dia.

Dengan langkah ini, Sofyan meyakini para spekulan yang menimbun beras akan rugi karena banyaknya beras yang digelontorkan pemerintah.

"Mereka berpikir pemerintah tidak akan serius suplai beras," jelas Sofyan‎.‎ (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya