Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ini merupakan konsekuensi dari mulai pulihnya harga minyak internasional sejak anjlok beberapa waktu lalu.
"Ya harga internasional memang naik, kan harga keekonomian," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (2/3/2015).
Sofjan bahkan menyatakan jika berpatokan pada harga internasional, seharusnya bukan hanya premium yang mengalami kenaikan, tetapi BBM jenis solar juga ikut naik. "Harusnya solar juga naik, tetapi kemudian pertimbangannya solar tetap," tandasnya.
Seperti diketahui, per 1 Maret 2015 harga BBM jenis premium mengalami kenaikan. Untuk wilayah Jawa dan Bali dari Rp 6.700 per liter menjadi Rp 6.900 per liter. Sedangkan luar Jawa-Bali naik dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.800 per liter. Kenaikan ini mulai berlaku per 1 Maret 2015 pukul 00.00 WIB.
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Saleh Abdurrahman mengatakan, keputusan pemerintah untuk menaikan harga Premium tersebut diambil atas beberapa pertimbangan.
Salah satu pertimbangan tersebut adalah rata-rata harga indeks minyak di Singapura atau Mean of Platts Singapore (MOPS) yang selama ini menjadi patokan bagi RI untuk menentukan harga BBM.
Saleh menjelaskan, harga patokan untuk solar (MOPS Gasoil) sepanjang Pebruari mengalami kenaikan menjadi di kisaran US$ 62 per barel hingga US$ 74 per barel. "Sementara MOPS Premium mengalami kenaikan menjadi di kisaran US$ 55 per barel hingga US$ 70 per barel," kata Saleh, di Jakarta.
Kenaikan MOPS sepanjang Februari sebenarnya cukup signifikan. Namun, Pemerintah tidak menaikkan harga solar dan hanya menaikkan harga jual eceran bensin Premium RON 88 di wilayah penugasan Luar Jawa-Madura-Bali sebesar Rp. 200 per liter untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mempertimbangkan selisih harga sepanjang bulan Februari.
Ia pun mengungkapkan alasan pemerintah tak mengubah harga solar, untuk menjaga kestabilan sosial ekonomi pengelolaan harga dan logistik sepanjang perbedaan harga masih belum signifikan.
"Harga minyak dunia masih mengalami fluktuasi, ketidakstabilan harga terkait pertentangan pelaku pasar minyak dalam menyikapi konflik di Libya dan masih tingginya produksi shale oil di Amerika serta kondisi masih lesunya perekonomian global," terangnya. (Dny/Gdn)
Sofyan Djalil: Harga Solar Seharusnya juga Naik
Jika berpatokan pada harga internasional, seharusnya bukan hanya premium yang mengalami kenaikan.
Diperbarui 02 Mar 2015, 15:35 WIBDiterbitkan 02 Mar 2015, 15:35 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 Liga InternasionalNekat Bidik Target Manchester United, Nottingham Forest Gigit Jari
9 10
Berita Terbaru
5 Zodiak Paling Impulsif: Apakah Kamu Salah Satunya?
Berkah Ramadhan, Nenek Titi Akhirnya Dapat Kursi Roda usai 6 Bulan Tak Bisa Jalan
Titiek Puspa Jalani Operasi Karena Diduga Alami Pecah Pembuluh Darah
5 Doa Mau Bepergian yang Mustajab untuk Keselamatan dan Berkah Perjalanan
Top 3 Berita Hari Ini: Viral Kue Nastar Berbentuk Bebek untuk Lebaran, Berhasil Terjual Lewat COD
One Way di Tol Cipali Masih Berlangsung Malam Ini, Diperpanjang Lagi hingga KM 263
6 Potret Jennifer Coppen dan Justin Hubner Bikin Video TikTok, Netizen Heboh Menjodohkan
Paman Bobby Nasution, Doli Sinomba Siregar Siap Maju Ketua Golkar Sumut
Titiek Puspa Jalani Perawatan di ICU Usai Operasi, Manajer Sebut Kondisi Sang Penyanyi Stabil
Cinta Kebersihan dan Kerapian? 5 Zodiak Ini Jagoannya
Donald Trump Bakal Pangkas Tarif Dagang China demi TikTok
Raih Peluang Keuntungan Investasi Emas Pakai BRImo