Liputan6.com, Jakarta - Rencana penurunan tarif listrik untuk golongan industri dinilai kurang tepat. Hal itu akan membuat industri semakin boros menggunakan energi.
Pengamat Ketenaga listrikan dari Universitas Indonesia, Iwa Garniwa mengatakan, saat ini sektor industri di Indonesia masih terbilang boros untuk menggunakan energi listrik. Padahal, penggunaan listrik masih bisa ditekan sebesar 30 persen dari penggunaan listrik saat ini.
"Saat ini industri kita masih boros dalam melakukan penggunaan energi," kata Iwa, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (11/3/2015).
Advertisement
Menurut Iwa, konsumsi listrik golongan pun semakin boros karena harga lebih murah. "Percuma saja program efisiensi energi tidak berjalan, kalau diturunkan," ungkap Iwa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan menurunkan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk golongan industri. Penurunan tarif tersebut ditomboki dari efisiensi pengeluaran. Jokowi mengungkapkan, penghematan pengeluaran negara selama empat bulan telah menghasilkan triliunan rupiah.
"Ada efisiensi empat bulan ini Sesneg baru dapat laporan sekian triliun. Saya tidak mau bilang besarannya," tutur Jokowi.
Ia menambahkan, penghematan tersebut akan dialihkan untuk menomboki tarif listrik, agar turun. Industri pun akan berjalan sehingga pengangguran berkurang. " Saya instruksikan itu agar dipakai menurunkan tarif," pungkasnya. (Pew/Ahm)