Trump Akui Siap Segera Bertemu Putin untuk Akhiri Perang Ukraina

Bagaimana persisnya pernyataan Trump soal keinginannya untuk bertemu Putin?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Jan 2025, 16:12 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 16:12 WIB
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Kamis (23/1/2025), dia ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin secepat mungkin untuk mengakhiri perang dengan Ukraina.

Trump telah beberapa kali menyatakan dia akan mencapai kesepakatan antara Ukraina dan Rusia pada hari pertama masa jabatan keduanya atau bahkan sebelum itu. Namun, penasihatnya sekarang mengakui bahwa perang akan memakan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan.

"Saya benar-benar ingin bisa bertemu dengan Presiden Putin segera untuk mengakhiri perang," kata Trump dalam sambutannya di Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2025 di Davos melalui saluran video seperti dikutip dari CNA, Jumat (24/1).

"Dan itu bukan dari sudut pandang ekonomi atau hal lainnya. Itu dari sudut pandang bahwa jutaan nyawa melayang ... Ini adalah pembantaian. Dan kita benar-benar harus menghentikan perang itu."

Berbicara di Gedung Putih pada hari yang sama, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia siap bertemu dengan Putin secepat mungkin untuk mengakhiri apa yang dia sebut sebagai perang yang konyol.

"Dari apa yang saya dengar, Putin ingin bertemu dengan saya, dan kami akan segera pergi begitu kami bisa. Saya siap bertemu kapan saja," kata Trump.

"Setiap hari kita menunda pertemuan, tentara-tentara terus terbunuh di medan perang."

Trump menambahkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memberitahunya bahwa dia siap membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Kepada para peserta di Davos, Trump mengatakan bahwa upaya AS untuk mengamankan penyelesaian perdamaian kini sedang diupayakan. Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Adapun Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Ancaman Trump

Siluet Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjalan bersama dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) di KTT G20 2019 di Osaka, Jepang.
Siluet Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjalan bersama dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) di KTT G20 2019 di Osaka, Jepang. (AFP/Brendan Smiaulowski)... Selengkapnya

Awal pekan ini, Trump mengancam akan mengenakan sanksi "tingkat tinggi" pada Rusia dan tarif pada impor dari negara itu jika Moskow tidak mencapai penyelesaian.

Trump mengatakan pula kepada para delegasi WEF Davos 2025 bahwa dia ingin bekerja menuju pengurangan senjata nuklir. Dia menambahkan bahwa menurutnya, Rusia dan China mungkin akan mendukung pengurangan kemampuan senjata mereka.

"Kami ingin melihat denuklirisasi... dan saya akan memberitahu Anda, Presiden Putin benar-benar menyukai ide untuk mengurangi senjata nuklir secara signifikan. Saya pikir negara-negara lain akan mengikuti, dan China juga akan bergabung," kata Trump.

Putin telah mengancam untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang melawan Ukraina. Putin telah memodernisasi kekuatan nuklirnya dan menolak pembicaraan dengan AS mengenai penggantian New START, perjanjian pembatasan senjata AS-Rusia terakhir, ketika perjanjian tersebut berakhir pada 5 Februari 2026.

Pada November, pejabat AS menyatakan bahwa Rusia masih berada dalam batasan yang ditetapkan oleh perjanjian tersebut, meskipun Putin telah menangguhkan perjanjian itu pada 2023. Perjanjian tersebut termasuk mengatur pembatasan penempatan hulu ledak nuklir strategis Rusia dan AS.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya