Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan publik setelah mengungkapkan kemarahannya terhadap Uskup Episkopal Washington, Mariann Edgar Budde. Dalam sebuah kebaktian doa nasional, Budde mendesak Trump untuk menunjukkan belas kasih kepada kaum minoritas seksual dan imigran gelap yang sering kali menjadi target kebijakan pemerintahannya. Trump menilai doa tersebut sebagai serangan politik yang tidak pantas, bahkan menuntut permintaan maaf publik dari sang uskup.
Doa kontroversial itu disampaikan Budde saat kebaktian yang dihadiri Trump di Katedral Nasional Washington. Uskup tersebut, yang dikenal karena pandangannya progresif, meminta presiden untuk menunjukkan rasa kemanusiaan terhadap kelompok rentan, termasuk anak-anak transgender dan imigran gelap.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan tersebut langsung menuai reaksi keras dari Trump, yang menyebut Budde membawa isu politik ke gereja secara tidak pantas. Setelah kejadian itu, Trump menuangkan kekesalannya di media sosial. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Jumat (24/1).
Advertisement
Doa Kontroversial Uskup Episkopal Washington
Uskup Mariann Edgar Budde memanfaatkan kebaktian doa nasional untuk menyampaikan apa yang disebutnya sebagai “permohonan terakhir” kepada Presiden Trump. Dalam doanya, ia meminta belas kasih untuk kelompok-kelompok rentan seperti imigran gelap dan anak-anak transgender. Budde juga menyoroti kontribusi besar imigran terhadap perekonomian Amerika Serikat, dengan menyebut mereka sebagai tetangga baik dan anggota komunitas yang setia.
Pernyataan ini langsung menjadi sorotan karena disampaikan di hadapan Presiden Trump, yang dikenal memiliki kebijakan keras terhadap migrasi ilegal. Budde menambahkan bahwa banyak imigran tidak memiliki dokumen resmi, tetapi mereka bukanlah penjahat. Pesannya menggambarkan pandangan yang berlawanan dengan retorika pemerintahan Trump.
Doa ini menunjukkan keberanian Budde untuk berbicara tentang isu-isu sosial yang kontroversial, meskipun tahu hal tersebut mungkin memicu reaksi negatif. Sebagai seorang uskup, ia merasa bertanggung jawab untuk mengadvokasi nilai-nilai kemanusiaan.
"Satu permohonan terakhir, mendesak presiden yang baru dilantik itu untuk mengasihani orang-orang di negara kita yang saat ini sedang takut," ujar Budde, mengutip usatoday.com.
Advertisement
Reaksi Donald Trump di Media Sosial
Tidak butuh waktu lama bagi Trump untuk menanggapi pernyataan Budde. Melalui media sosial Truth Social, ia mengkritik keras uskup tersebut. Trump menyebut Budde sebagai pembenci Trump garis keras dari Kiri Radikal dan menganggap doa tersebut sebagai serangan politik yang tidak pantas dilakukan di tempat ibadah.
Dalam unggahannya, Trump juga menyebut bahwa Budde gagal menyoroti fakta mengenai dampak negatif migrasi ilegal. Ia menuding bahwa banyak imigran gelap terlibat dalam kejahatan serius, termasuk pembunuhan. Trump bahkan menilai khotbah tersebut membosankan dan tidak menggugah.
Komentar Trump ini menunjukkan pandangannya yang tidak kompromistis terhadap isu migrasi dan minoritas seksual. Ia juga menuntut Budde untuk meminta maaf secara publik atas pernyataannya yang dianggap ofensif.
"Pembenci Trump garis keras Kiri Radikal yang membawa gerejanya ke dunia politik dengan cara yang sangat tidak sopan," kata Trump.
Uskup Budde dan Pandangan Liberalnya
Uskup Budde bukanlah tokoh yang baru terlibat dalam kontroversi. Sebelumnya, ia sudah dikenal karena sering berbicara tentang isu-isu sosial seperti kesetaraan ras dan hak LGBT. Pada tahun 2020, Budde juga mengkritik Trump saat presiden tersebut mengunjungi Gereja Episkopal St. John tanpa pemberitahuan selama protes kematian George Floyd.
Budde telah menjabat sebagai uskup Keuskupan Episkopal Washington sejak 2011. Selama masa jabatannya, ia sering menggunakan posisinya untuk mengadvokasi perubahan sosial, bahkan jika itu berarti berseberangan dengan pemerintah. Pandangannya yang progresif sering kali menjadi sorotan, terutama di tengah masyarakat yang masih terpolarisasi.
Uskup Budde berdoa agar Trump menunjukkan belas kasih kepada mereka yang merasa takut jika ia menjadi Presiden AS, termasuk imigran ilegal dan kelompok minoritas seksual. Saat uskup menyampaikan ceramah dan doa tersebut, Trump tampak memalingkan wajahnya.
"Ada anak-anak gay, lesbian, dan transgender di keluarga Demokrat, Republik, dan independen, beberapa di antaranya takut akan keselamatan jiwa mereka." ujar Budde.
Advertisement
Kebijakan Trump yang Menjadi Sorotan
Donald Trump, sejak awal masa jabatannya, telah menerapkan kebijakan imigrasi yang keras. Salah satu langkah kontroversialnya adalah rencana untuk mengekstradisi jutaan imigran ilegal. Kebijakan ini mendapat dukungan dari pendukungnya, tetapi juga menuai kritik dari kelompok advokasi dan tokoh agama seperti Budde.
Selain itu, Trump juga memperkenalkan aturan yang membatasi pengakuan terhadap identitas gender di luar dua kategori tradisional, yakni laki-laki dan perempuan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas LGBT, terutama anak-anak transgender yang merasa tidak terlindungi.
Pidato dan doa Budde di kebaktian tersebut secara langsung menantang kebijakan-kebijakan ini, yang dianggapnya tidak mencerminkan nilai-nilai belas kasih.
Tuntut Permintaan Maaf
Insiden ini memicu reaksi beragam dari masyarakat Amerika. Pendukung Trump memandang ucapan Budde sebagai upaya politisasi agama yang tidak pantas, sementara kelompok progresif memuji keberanian uskup tersebut.
Sementara itu, tuntutan Trump agar Budde meminta maaf menunjukkan bagaimana presiden tersebut menanggapi kritik dengan pendekatan langsung dan konfrontatif. Respons ini memperkuat citra Trump sebagai pemimpin yang tidak ragu menghadapi lawan politiknya.
"Nada bicaranya kasar, tidak meyakinkan atau cerdas," tambah, Trump
Advertisement
Apa yang dimaksud dengan kebijakan imigrasi Trump?
Kebijakan imigrasi Trump mencakup pembatasan migrasi ilegal, pembangunan tembok perbatasan, dan deportasi massal.
Mengapa doa Uskup Budde menjadi kontroversial?
Karena ia secara langsung mengkritik kebijakan presiden terkait imigran dan LGBT dalam acara kebaktian resmi.
Advertisement
Apa pandangan Trump tentang LGBT?
Trump menyatakan hanya mengakui dua gender dan menghapus beberapa perlindungan bagi komunitas LGBT.