Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku tak bisa bekerja sendiri untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99 persen pada 2020. Oleh sebab itu, Kementerian ESDM menginginkan Pemerintah Daerah ikut berperan dalam pencapaian target tersebut.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Munir Achmad mengatakan, pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM meminta kerjasama pemerintah daerah untuk mensukseskan program peningkatan rasio elektrifikasi ini.
Achmad bercerita, rasio elektrifikasi nasional hingga akhir tahun 2014 mencapai 84,35 persen. Angka ini melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 81,51 persen. Sedangkan di akhir 2020, pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 99 persen.
“Masih ada beberapa daerah yang rasio elektrifikasinya di bawah 50 persen, yaitu Papua. Sedangkan di daerah lain sudah di atas 50 persen. Diharapkan tahun 2020 tercapai rasio elektrifikasi sebesar 99 persen,” kata Munir, seperti yang dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Kamis (12/3/2015).
Untuk mencapai target tersebut, selain menambah kapasitas pembangkit listrik, pembangunan listrik perdesaan merupakan solusi dari peningkatan rasio elektrifikasi ini.
Listrik perdesaan sendiri merupakan program pemerintah untuk menyambungkan listrik untuk masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan diutamakan pada provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah.
Cara yang dilakukan dalam program ini adalah menyambungkan aliran listrik ke desa baru maupun desa lama yang sebagian dari desa tersebut belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan. "Selain itu pemerintah pusat melaksanakan program instalasi listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu dan nelayan," lanjutnya.
Total kapasitas terpasang pembangkit listrik hingga akhir 2014 mencapai 53.585 Mega Watt (MW). Kapasitas ini didapatkan dari pembangkit PLNsebesar 37.280 MW, Indendent Power Producers (IPP) sebanyak 10.995 MW, Public Private Utility (PPU) sebesar 2.634 MW, dan Izin Operasi Non BBM sebesar 2.677 MW.
Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik tahun 2015-2024 diproyeksikan rata-rata sekitar 8,7 persen per tahun. Target tambahan kapasitas pembangkit tahun 2015 sampai 2019 mencapai 42,9 Giga Watt. 7,4 GW merupakan pembangkit yang tengah tahap konstruksi, sedangkan 35,5 GW lainnya adalah rencana pembangkit yang akan dibangun PLN bersama IPP. (Pew/Gdn)
Butuh Peran Pemda untuk Tingkatkan Rasio Elektrifikasi
Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik tahun 2015-2024 diproyeksikan rata-rata sekitar 8,7 persen per tahun.
diperbarui 12 Mar 2015, 09:46 WIBDiterbitkan 12 Mar 2015, 09:46 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Zodiak Ini Paling Percaya Takhayul, Jadi Merepotkan dengan Sikap Parnonya
Rahasia Tekstur Lembut Daging Steak Wagyu Lokal Meski Skor Marblingnya Rendah
Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Bergejolak, Radius 7 Km dari Puncak Dikosongkan
Joshua Zirkzee Dibuang, Manchester United Temukan Penggantinya Baru 20 Tahun
7 Potret Tria Changcuters dan Dhatu Rembulan, Foto Pernikahan Curi Perhatian
Kementerian ESDM Lagi Cari Patriot Energi, Mau Bergabung?
Asal Usul Anggrek Tien, Tanaman Endemik Asal Sumatra Utara
Bagaimana Pendekatan Donald Trump atas Perang Israel Vs Hamas dan Hizbullah?
Ganjil Genap Jakarta Tetap Berlaku Jelang Akhir Pekan Jumat 8 November 2024, Yuk Cek!
Cara Melawan Penyakit Jantung Koroner dengan Diet D-Nutritarian dan Teknologi DCB
BIBI Bikin Ji Chang Wook Mewek Saat Reuni di Drakor Gangnam B-Side
Yusril: Pemerintah Tidak Akan Tarik RUU Perampasan Aset dari DPR