Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jepang dan China diyakini membawa angin segar untuk iklim investasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani menyampaikan hal tersebut di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (1/4/2015). "Positif, saya yakin positif," tegasnya.
Dia melanjutkan, penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga mendorong perbaikan iklim investasi di Tanah Air. Meski demikian, Franky belum bisa menyebut realisasi investasi pada kuartal I 2015.
Advertisement
"Kalau ditanya realiasasi saya belum bisa jawab karena harus ada data laporan penanaman modal," lanjutnya.
Akan tetapi, Franky yakin geliat investasi sudah mulai terasa dengan ditunjukkan dari kenaikan izin prinsip.
"Tapi kalau dilihat dari peningkatan izin prinsip naiknya luar biasa. Contoh, Jepang, angka izin prinsip US$ 3 miliar selama sepuluh bulan pertama tahun 2014. Dari sejak November sampai awal Maret 2015 sudah US$ 1,5 miliar lebih. Dalam sepuluh bulan hanya US$ 3 miliar, empat bulan US$ 1,5 miliar,"Â jelas Franky.
Menteri Perindustri Saleh Husin pernah mengatakan perusahaan Jepang Toyota telah berkomitmen menambah modal di Indonesia. Saleh menyebut, Toyota akan membenamkan modalnya sebesar Rp 20 triliun untuk pengembangan kendaraan roda empat.
"Mereka baru sampaikan nilai investasi Rp 20 triliun itu mobil saja," kata Saleh.
Untuk investasi tersebut, Toyota akan mendapat pasokan baja dari PT Krakatau Nippot Steel Sumikin yang merupakan perusahaan patungan antara Nippon Corporation dan PT Krakatau Steel.
"Salah satu supporting itu Nippon untuk baja. Selama ini kan baja untuk kendaraan masih impot. Itu sangat besar. Mirip Krakatau Posco," ujar Saleh. (Amd/Ahm)