400 CEO dari Asia Afrika Siap Hadiri KAA di Bandung

KTT-AA akan dihadiri hampir seluruh Kepala Negara Asia dan Afrika.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Apr 2015, 14:48 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2015, 14:48 WIB
3 Poin Keputusan yang Dipertimbangkan di KAA ke-60
Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang nantinya akan bertempat di DKI Jakarta dan Bandung.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 400 CEO dunia, yang terdiri dari 200 CEO dari 47 negara Asia Afrika dan 200 CEO dari Indonesia akan dipastikan hadir pada Peringatan 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT-AA) dan 10 tahun New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) yang akan berlangsung di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015 mendatang. 

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Bachrul Chairi dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2015), menyebutkan, KTT-AA akan dihadiri hampir seluruh Kepala Negara Asia dan Afrika. Kemendag memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan kerja sama bisnis, perdagangan, dan investasi.

Menurut Bachrul, salah satu rangkaian pertemuan KTT-AA tersebut, akan diselenggarakan Asia-Africa Business Summit (AABS) yang berlangsung 21-22 April 2015 di Jakarta..

"Kemendag akan mengembangkan jaringan bisnis dan mempromosikan berbagai produk strategis Indonesia kepada peserta KTT-AA," jelas dia.

Dia menuturkan, dengan menghadirkan 200 CEO dari 47 negara Asia Afrika dan 200 CEO dari Indonesia, AABS memberikan kesempatan kepada para pemimpin dunia usaha untuk mengembangkan jejaring serta menjajaki kerja sama dan kemitraan usaha.

Adapun empat agenda penting yang menjadi fokus AABS yakni, infrastruktur, perdagangan, agribisnis, serta kemaritiman dan kelautan.

Rencananya pertemuan ini dibuka Presiden RI, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan memaparkan strategi dan rencana target ekspor nonmigas Indonesia yang dipatok 300 persen. Sejumlah kepala negara dan menteri juga  direncanakan menjadi pembicara dalam event ini.

Bachrul meyakini momentum ini tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan jaringan dan memperluas mitra usaha, namun dapat juga untuk memperkenalkan potensi Indonesia dengan mempromosikan berbagai produk industri strategis.

Sejumlah produk BUMN yang akan  diperkenalkan adalah PT. Dirgantara (pesawat), PT. Pindad (panser), PT. Kodja Bahari (dok kapal laut), PT. LEN Industry (tenaga surya), dan PT. New Sentosa (mobil pemadam kebakaran).

Inisiatif lain juga dikembangkan Kemendag dalam mempercepat pencapaian target ekspor nasional. Tidak hanya Business Summit, untuk memanfaatkan peluang kehadiran para pemimpin dunia usaha Asia-Afrika, pada 22 April 2015 akan diselenggarakan juga Asia Africa Business Fair dan Asia Africa Business Matching.

Business Fair akan mengusung tiga tema utama, yaitu South-South and Triangular Cooperation, Heritage Indonesia, dan Small Island Developing States.

Data statistik 2014 mencatat bahwa volume perdagangan ekspor dan impor Indonesia dengan negara Asia dan Afrika hanya mencapai US$ 11 miliar per tahun.

Sementara itu, perdagangan ekspor Asia ke Afrika mencapai 26% dari total ekspor Asia ke dunia, lebih besar dari ekspor Afrika ke Asia yang hanya 3% dari ekspor mereka dunia. Melalui pelaksanaan AABS, diharapkan nilai perdagangan antara kedua kawasan tersebut dapat lebih ditingkatkan.(Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya