Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menjelaskan, langkah pemerintah memutuskan untuk menggeser lokasi pembangunan pelabuhan Cilamaya, Kerawang, Jawa Barat, merupakan salah satu komitmen keberpihakan kepada sektor minyak dan gas. Dengan pergeseran tersebut, anjungan yang dimiliki PT Pertamina (Persero) tidak akan terganggu.
Indroyono menjelaskan, lokasi awal pelabuhan Cilamaya berdekatan dengan anjungan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dimiliki oleh Pertamina. "Pemerintah pastikan penyaluran BBM tidak terkendala maka Cilamaya digeser ke timur," ujarnya saat membuka Indonesia SCM Summit 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Dia menjelaskan, di lokasi semula, sebenarnya pemerintah telah menyiapkan koridor aman agar tidak mengganggu anjungan milik Pertamina. Namun perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut memandang koridor yang telah disiapkan kurang lebar.
"Jadi anjungan milik Pertamina mencapai 80 titik lebih, Pertamina berharap koridornya bisa 10 kilometer (km), 5 km ke barat dan 5 km ke timur. Tapi yang disiapkan koridor 4 km, 2 km ke barat dan 2 km ke timur," jelas Indroyono.Â
Karena koridor yang disiapkan masih belum mencukupi, pemerintah memutuskan untuk menggeser lokasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya. "Makanya dicari ke timur yang bisa koridornya 10 km," lanjut dia.
Indroyono menyatakan, dengan digesernya lokasi pembangunan pelabuhan ini menunjukan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi migas di dalam negeri. "Ini komitmen pemerintah untuk mendukungan kegiatan migas hulu memang selalu kami prioritaskan," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, pemerintah sedang mencari lokasi yang tepat untuk pembangunan pelabuhan baru. Hal itu untuk memecah kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. "Cilamaya batal dan digeser ke timur. Batal karena itu ada jaringan minyak, rig dan jaringan pipa gas. Tapi belum ada studi yang timur itu. kami harus dari awal lagi," ujarnya.
Keputusan pembatalan Pelabuhan Cilamaya diambil setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kunjungan langsung di lokasi pengeboran Pertamina di kawasan industri Karawang dan proyek pembangunan Cilamaya. Jusuf Kalla beralasan, pembangunan pelabuhan membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi. Namun untuk kilang minyak dan gas juga membutuhkan tingkat keamanan yang lebih tinggi lagi.
Pemerintah saat ini tengah mencari lokasi pas dengan lebar koridor 10 kilometer (km). "Di Timur Cilamaya supaya kapal kontainer ukurang 200 ribu ton hingga 300 ribu ton bisa lewat. Dan ini akan terkoneksi dengan jalan tol sehingga tidak mengganggu area sawah sebab dibangun lepas pantai," jelas Indroyono.
Â
Pemerintah yang terdiri dari Bappenas, Kementerian Perhubungan, BPPT dengan koordinasi oleh Menko Kemaritiman serta Menko Bidang Perekonomian sedang membuat kajian atau studi untuk pelabuhan baru pengganti Cilamaya. "Kajiannya sudah mulai bergerak dari sekarang. Nanti diusahakan segera selesai sehingga investor bisa melihat hasil kajian yang baru," papar Indroyono.
Pergeseran Cilamaya Bukti Komitmen Pemerintah ke Sektor Migas
Dengan pergeseran tersebut, anjungan yang dimiliki PT Pertamina (Persero) tidak akan terganggu.
diperbarui 14 Apr 2015, 11:45 WIBDiterbitkan 14 Apr 2015, 11:45 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Rekonstruksi Kasus Penembakan Bos Rental di Tangerang, 36 Adegan Diperagakan
Kisah Kiai Kampung Senang Tak Punya Saingan, Endingnya Malah Ngenes Begini.. Diceritakan Gus Baha
350 Caption Gaul Bahasa Inggris untuk Medsos Kekinian
Meluncur Akhir 2025, Begini Tampang Mobil Listrik Pertama Ferrari
Memahami Ciri-ciri Kalimat Persuasif: Panduan Lengkap
Infografis Pidato Politik Megawati di HUT ke-52 PDIP dan Tonggak Penting Partai Banteng
Jokowi Beri Ucapan Selamat saat HUT PDIP, Puan: Terima Kasih Pak
Jadi Target Incaran Arsenal, Bintang Spanyol Minta Gaji Selangit
Ulang Tahun di Januari? Cek Kesehatan Gratis Tetap Bisa Dinikmati Lewat SATUSEHAT Mobile
Lezat dan Melimpah, Pesona Ikan Lolosi dari Perairan Gorontalo
Ini Misi Retno Marsudi Sebagai Board of Council Paragon Wardah Stewardship for Global Impact
Polandia Pilih Abaikan Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu