Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, saat ini banyak pelaku usaha baik dalam negeri maupun asing yang menyatakan pesimistis terhadap ekonomi Indonesia.
Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan, dirinya melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan dalam negeri dan asing. Di antara banyaknya pemangku kepentingan tersebut, semuanya menyatakan kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan tidak baik.
Baca Juga
"Tidak ada satu pun yang menyebut bahwa perekonomian kita dalam keadaan baik," ujar Suryo di Wisma Elang Laut, Jakarta, Senin (6/7/2015).
Advertisement
Suryo bahkan menyatakan, ekonomi Indonesia saat ini sedang masuk dalam fase suram. Hal itu terindikasi dari ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7 persen pada kuartal I 2015. Bahkan target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini juga harus diturunkan.
"Ekonomi Indonesia masuk dalam fase suram. Banyak target yang diterapkan pemerintah tidak tercapai. Pertumbuhan ekonomi yang tadinya 5,7 persen-6 persen, sekarang jadi 5,2 persen. Target ekspor, target investasi, semua menunjukan gejala penurunan," kata dia.
Agar penurunan ini tidak terus berlanjut, Suryo mengingatkan pemerintah agar segera memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
"Ini karena pemerintah terkesan terlalu santai. Kita punya tanggung jawab untuk ingatkan pemerintah," tandasnya.
Sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Sri Adiningsih telah diminta masukan oleh Presiden Jokowi mengenai kondisi ekonomi Indonesia untuk saat ini.
"Kami tidak secara detail diskusikan itu, tapi saya percaya kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dari Yunani," kata Sri di Istana Kepresidenan.
Hal itu dibuktikan Sri dengan adanya beberapa Undang-undang yang dibuat pemerintah yang diakuinya cukup mumpuni untuk meredam gejolak ekonomi global. "Sistem keuangan kita sekarang ini lebih baik UU-nya, dan punya mekanisme mengantisipasi perkembangan yang ada," tegas Sri.
Hal yang disampaikan secara detail kepada Presiden dikatakannya mengenai bagaimana cara untuk meningkatkan daya saing Indonesia terutama dalam meningkatkan kualitas ekspor.
‎
"Kami memberikan pertimbangan dan nasihat bagaimana memperbaiki kinerja ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi kita 4,7 persen, kami harus bangkit lagi, dan stabilitas ekonomi bisa terjaga," kata Sri. (Dny/Ahm)