Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa meletusnya Gunung Raung, Bondowoso Jawa Timur berdampak terhadap bisnis perhotelan di Bali. Pasalnya lima bandara ditutup dan ratusan penerbangan terpaksa ditunda karena imbas dari abu vulkanik gunung tersebut.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Johnnie Sugiarto mengungkapkan, bisnis perhotelan mulai terganggu sejak Gunung Raung erupsi pada pekan lalu. Bandara Ngurah Rai, Bali adalah satu dari lima bandara yang tertutup karena Gunung Raung.
"Wisatawan enggak bisa ke Bali, sudah booking dan bayar tiket penerbangan, hotel enggak bisa dikembalikan. Orang yang masuk ke Bali saja ada sekira 6.000 pengunjung, sedangkan yang keluar masuk di bandara itu 12 ribu pengunjung," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (13/7/2015).
Advertisement
Lebih jauh kata Johnnie, okupansi atau tingkat keterisian hotel di Bali merosot 50 persen akibat bencana alam Gunung Raung. Kerugian bisnis hotel dari peristiwa ini ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.
"Kerugiannya cukup besar. Saya belum hitung, tapi enggak sampai triliunan rupiah, ditaksir ratusan miliar rupiah," terang dia.
Katanya, ada sejumlah turis yang memang tertahan di Bali karena tertundanya penerbangan. Namun itu bukan berarti menjadi berkah bagi para pengusaha hotel di Pulau Dewata itu.
"Kan enggak semua turis kaya, ada yang bawa uang pas-pasan. Banyak tamu yang duitnya habis, kartu kredit limit," papar Johnnie.
Dia mengaku, pengusaha hotel hanya bisa pasrah dan berharap bencana alam ini segera berlalu mengingat imbas dari peristiwa tersebut sangat besar bagi industri kecil di daerah wisata.
"Ini kan bencana alam ya, jadi agak susah. Pengusaha hotel hanya bisa pasrah karena enggak bisa berbuat apa-apa. Kita cuma bisa berharap bencana segera berakhir karena ini dampaknya ke industri kecil, seperti bisnis oleh-oleh atau suvenir," tandas Johnnie. (Fik/Ndw)