Liputan6.com, Jakarta - Banyak asumsi untuk membuat perhitungan manfaat dana pensiun. Anda mungkin sedang melakukannya dan menimbang-nimbang investasi apa yang tepat supaya manfaat itu bisa menghasilkan maksimal.
Dalam prakteknya, terkadang asumsi itu salah malah bisa membuat pensiunan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut adalah asumsi-asumi yang salah ketika membuat perhitungan dana pensiun, seperti ditulis Credit.com, Rabu (15/7/2015):
1. Rumah adalah aset terbaik
Advertisement
Sebuah rumah bisa menjadi aset terbesar dan bernilai bagi konsumen. Tapi belum tentu bagi seorang pensiunan. Anda harus menghitung nilai inflasi, biaya perawatan rumah kalau suatu saat ketika pensiun akan menjualnya.
Pasar perumahan bergerak sangat lincah. Kalau Anda tidak waspada dan menjualnya ketika harga tinggi, maka hasilnya akan sangat merugikan. Krisis di subprime mortgage Amerika Serikat pada 2008 mengajarkan, pasar ini bisa terpengaruh dari kontrol di luar kuasa konsumennya.
2. Kebutuhan hidup menurun ketika pensiun
Bisa jadi sebaliknya. Memang pengeluaran baju dan transportasi menurun. Anda mungkin tidak memiliki hutang lagi. Tapi bagaimana dengan biaya untuk bersosialisasi, bersenang-senang, makan enak, dan jalan-jalan?
Semua kebutuhan itu belum termasuk biaya kesehatan yang pasti akan naik. Pastikan Anda memiliki paling tidak asuransi kesehatan yang bisa meng-cover kebutuhan di masa pensiun.
3. Menikah ketika pensiun
Waktu telah berubah. Perceraian membutuhkan banyak biaya, apalagi kalau ini dilakukan lebih dari sekali. Kalau bercerai, pasangan Anda akan mendapatkan setengah dari manfaat pensiun. Bayangkan uang tersebut harus dipecah untuk lebih dari dua keluarga.
Perceraian memang hal yang tidak bisa dikontrol manusia, seperti kecelakaan dan sakit. Tapi sangat penting untuk mengontrol hal yang bisa kita lakukan, seperti berinvestasi dan menabung. Lakukan keduanya sesegera mungkin supaya hal-hal buruk yang terjadi dalam keuangan Anda dapat teratasi.
Reporter: Elsa Analet
(Elsa/Ndw)