Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mendapatkan laporan ada 13 perusahaan yang tengah dalam kesulitan produksi dan menyatakan akan gulung tikar.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan dari hasil analisa yang ia dapatkan dan keterangan beberapa perusahaan lainnya, setidaknya ada tiga penyebab utama perusahaan itu bakal bangkrut.
‎"Saya sudah memanggil perusahaan itu sebelumnya dan mereka itu, pertama, kesulitan karena bahan bakunya masih impor," kata Franky di kantornya, Jumat (9/10/2015).
Advertisement
Franky menjelaskan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi salah satu pemicunya. Mengingat bahan bahan baku masih impor, maka‎ biaya produksi perusahaan tersebut menjadi membengkak.
Sementara untuk faktor ke dua, Franky mengungkapkan turunnya pangsa pasar tekstil di dalam negeri. Hal itu dibuktikan sejak lima tahun terakhir, pangsa pasar industri tekstil lokal merosot drastis hanya menjadi 30 persen dari sebelumnya 60 persen.
"Sementara ketiga, melemahnya pasar itu tidak terlepas dari maraknya produk-produk pakaian ilegal yang masuk ke pasaran dalam negeri," terang Franky.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mendapatkan laporan dari 17 perusahaan yang bergerak di industri padat karya tekstil dan produk tekstil (TPT) di mana mereka tengah mengalami kesulitan.
Kepala BKPM Franky Sibarani menegaskan dari 17 perusahaan tersebut ada 8 perusahaan yang sudah mengaku menurunkan volumenya, 5 perusahaan menyatakan akan ditutup, dan 4 perusahaan telah tutup. Dengan demikian ada 13 perusahaan yang saat ini di ambang kebangkrutan.
"Kita akan fokuskan‎ ke 13 perusahaan itu dulu, nanti tanggal 15 (Oktorber 2015) setelah kita ketemu di Semarang, nanti selama satu minggu kita akan panggil mereka," kata Franky.
Adapun 17 perusahaan yang telah melaporkan kesulitannya tersebut mayoritas di Pulau Jawa seperti diantaranya di Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Pemilihan Semarang untuk bertemu dengan pelaku industri tersebut karena berada di tengah-tengah Pulau Jawa. 17 perusahaan tersebut memiliki total tenaga kerja sekitar 23.800 pekerja.
‎Saat ini dijelaskan Franky BKPM masih dalam tahapan menampung laporan-laporan dari perusahaan untuk kemudian ditindak lanjuti dengan komunikasi-komunikasi secara personal kepada menejemen perusahaan. Untuk itu dirinya juga bekerjasama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). (Yas/Zul)