Setahun Jokowi-JK, Bandara dan Pelabuhan di Indonesia Dibenahi

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengklaim telah banyak melakukan perubahan

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Okt 2015, 16:43 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 16:43 WIB
[Bintang] Deretan Bandara Paling Buruk di Dunia pada Tahun 2015
Bandara Internasional Tribhuvan. | via: CNN Travel

Liputan6.com, Jakarta - Setahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengklaim telah banyak melakukan perubahan. Jonan telah membenahi bandar udara, pelabuhan dan terminal dari Sabang-Merauke. Kini, fasilitas umum tersebut sangat layak untuk menampung penumpang.

"Pembangunan infrastruktur tidak dinilai dari satu tahun saja. Progres sih bisa diukur, tapi hasil belum bisa. Tapi kita sederhanakan proses perizinan sampai separuhnya," kata Jonan saat acara Rembug Nasional Peringatan Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Waroeng Solo, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Lebih jauh Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero ini mengatakan, jumlah bandara di Indonesia mencapai 237 bandara, sementara jumlah pelabuhan laut umum di luar terminal khusus sebanyak 1.241 pelabuhan. Dari jumlah itu, pengelolaan sebanyak 181 bandara dan 1.100 pelabuhan masih berada di pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.

"Selama saya jadi Menhub, saya sudah mendatangi 80 bandara dan 300 pelabuhan. Makanya kami membenahi dan mengembangkan bandara, pelabuhan, terminal dan stasiun di seluruh Indonesia. Membangun jalur kereta api dan sebagainya," jelas Jonan.

Ia menyebut, beberapa bandara yang sudah dan sedang dalam perbaikan, di antaranya Bandara Rendani Manokwari, Kalimarau Berau, Tual, Sis Al Jufri Palu, Saudali di Pulau Rote, Bandara Juata Tarakan, Takengon di Aceh Tengah, Bandara Wakatobi, Djalaludin, Bandara Utarom, dan sebagainya.

"Kita juga memperbaiki PelabuhanBau-bau, Kolonedale, Labuan Bajo dan lainnya. Kita punya standar, karena selama ini pelabuhan terlalu acak-acakkan dan kita betulin. Termasuk memperbaiki terminal supaya kualitasnya seperti stasiun kereta api, sehingga bisa memanusiakan pengguna bus," terang Jonan.

Ke depan, ia menyebut, Kemenhub akan menjalankan pembangunan infrastruktur dan transportasi sesuai dengan target pemerintah lima tahun ke depan. Proyek yang ditangani Kemenhub, antara lain, pembangunan bus rapid transit 1.370 bus dari konversi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM), penerapan teknologi rambu lalu lintas di seluruh Indonesia.

Selanjutnya, pengembangan pelabuhan penyebrangan di 65 lokasi, pembangunan dermaga sungai di 120 lokasi, pembangunan jalur kereta api 3.258 kilometer di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, pembangunan kampus untuk sekolah transportasi di 27 lokasi, pelebaran dan perpanjangan runway sesuai arahan Presiden sehingga bisa disinggahi pesawat bermesin jet, pendaratan darurat pesawat ATR 72 dan hercules dan pada akhirnya mengurangi biaya.

"Jadi harga tiket bisa lebih murah, karena mau naik pesawat perintis 30 menit saja, harga tiketnya lebih mahal dibanding terbang yang 1 jam 30 menit. Tantangan kami paling besar ada di waktu. Kalau menyebutkan tantangan lain, khawatirnya jadi keluh kesah. Tapi kami akan tetap bekerja, menjalankan Nawacita," pungkas Jonan. (Fiky/Zul)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya