Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan jumlah pengangguran Indonesia hingga September 2015 meningkat 320 ribu jiwa menjadi 7,56 juta jiwa.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan kenaikan angka pengangguran ini memang tidak dapat dihindarkan. "Artinya pertumbuhan ekonomi itu memang naik tetapi belum cukup tinggi untuk menyerap tambahan angkatan kerja," kata Darmin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Setidaknya ada tiga alasan yang dikatakan Darmin penciptaan lapangan kerja menjadi berkurang sehingga justru menambah angka pengangguran.
Advertisement
Pertama, kondisi ekonomi dunia yang belum pulih, mengakibatkan harga komoditas belum juga bangkit, alhasil ada beberapa perusahaan yang berbasis komoditas itu terpaksa menghentikan usahanya.
Kedua, pelemahan ekonomi yang terjadi pada 2015 menjadikan ekspor Indonesia volumenya mengalami penurunan, meski secara umum neraca perdagangan Indonesia masih surplus. Penurunan ekspor ini sebagai dampak dari pengurangan jumlah tenaga kerja di sejumlah perusahaan yang berorientasi ekspor.
Ketiga, kurang maksimalnya penyerapan anggaran pemerintah pada 2015 menjadikan penyerapan lapangan kerja juga tidak seperti yang diharapkan.
"Sehingga semua itu bergabung membuat tidak cukup tenaga untuk mendongkrak ekonomi itu," tegas Darmin.
Baca Juga
Sebelumnya, Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengungkapkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan kedelapan tahun ini sebanyak 7,56 juta orang atau 6,18 persen. Angka tersebut naik dari periode yang sama 2014 sebesar 5,94 persen atau 7,24 juta orang.
Sementara posisi Februari 2015, angka TPT di Indonesia sebanyak 7,45 juta jiwa atau 5,81 persen. Jumlah ini naik dibanding realisasi 7,15 juta jiwa atau 5,70 persen pada Februari 2014.
"Jadi angka pengangguran naik 320 ribu jiwa selama setahun dari Agustus 2014 ke periode yang sama 2015," ucap Suhariyanto.
Dalam kesempatan sama, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Rizal Ritonga mengatakan, jumlah pengangguran meningkat karena terjadi PHK dan penurunan daya serap tenaga kerja akibat perlambatan ekonomi.
"Pengangguran naik karena para pencari kerja banyak yang tidak terserap, serta maraknya PHK. Semua itu terjadi akibat perlambatan ekonomi di Indonesia," kata Rizal.
Di samping itu, Rizal menuturkan, terjadi penurunan orang yang bekerja di sektor pertanian hingga Agustus 2015 menjadi 37,75 juta orang dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 38,97 juta orang. Di sektor konstruksi justru naik dari 7,28 juta orang di bulan kedelapan ini menjadi 8,21 juta orang pada Agustus 2015.(Yas/Ahm)