Menko Perekonomian Darmin: BI Rate Berpeluang Turun

Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, inflasi Indonesia masih tinggi ketimbang Malaysia, Thailand, dan Filipina.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Nov 2015, 14:57 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2015, 14:57 WIB
20151021-Jokowi dan Gubernur-Jakarta
Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutan saat raker di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10/2015). Raker membahas Pilkada Langsung 2015, serapan anggaran di daerah dan dana desa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap angka inflasi di tahun ini berada di bawah 4 persen. Dengan begitu, Bank Indonesia (BI) memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga acuan yang saat ini masih di angka 7,5 persen.

Dia menuturkan, angka inflasi Indonesia masih relatif tinggi ketimbang negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. "Malaysia, Thailand inflasi itu 2 persen. Tetapi hari ini Filipina inflasi sudah 3-3,5 persen. Kita masih di angka 4,5 persen. Mudah-mudahan tahun ini sudah di bawah 4 persen," tutur dia, Rabu (4/11/2015).

Dia mengatakan untuk menekan inflasi pemerintah mendorong peran Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). "Kalau inflasi rendah, pasti tingkat bunga rendah," tutur Darmin.

Namun begitu, Darmin mengaku enggan berkomentar soal waktu yang tepat terkait penurunan suku bunga acuan/BI Rate lantaran kebijakan suku bunga berada di bawah BI.

"Tanyanya ke BI. Saya bilang peluang, artinya peluangnya ada. BI itu rapat dewan gubernur (RDG) pada pertengahan bulan, ya kita tunggulah," tandas dia.

Rapat Dewan Gubernur BI akan digelar pada 17 November 2015. Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga di level 7,5 persen sejak Februari 2015 hingga 15 Oktober 2015.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kalau terjadi deflasi pada Oktober 2015 sebesar 0,08 persen. Realisasi ini berbeda dengan posisi Oktober 2014 dengan inflasi tercatat 0,47 persen. Inflasi tercatat terkendali di angka 6,25 persen secara tahun ke tahun (YoY). (Amd/Ahm)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya