Ekonomi Lambat Tekan Kinerja Astra

PT Astra International Tbk untuk divisi otomotif akan keluarkan produk baru guna pertahankan pangsa pasar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Nov 2015, 21:58 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2015, 21:58 WIB
Astra International
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen [PT Astra International Tbk](Laba Bersih Astra Turun 17% Jadi Rp 11,99 Triliun "") (Tbk) mengaku kinerja tahun ini kurang menggembirakan. Lantaran, bisnis perseroan dihantam oleh perlambatan ekonomi yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.

Tercatat, pendapat bersih perseroan sampai 30 September 2015 menjadi Rp 138,14 triliun. Anjlok sebanyak 8 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 150,58 triliun.Laba bersih turun 17 persen menjadi Rp 11,99 triliun dari sebelumnya Rp 14,49 triliun.

"Kaitannya perlambatan ekonomi karena daya beli masyarakat turun. Di empat roda turun 18 persen secara total market, di dua roda juga 20 persen tentu tanda-tanda perlambatan ekonomi. Tapi jangan lupa bahwa bisnis Astra selain otomotif ada juga komoditas di mana harga batu bara juga US$ 52-53 per ton, kelapa sawit US$550 per ton CPO. Itu menyebbkan bisnis astra 5 tahun konstan atau naik, 1-2 tahun flat, akhirnya turun," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto di Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Laba bersih sektor otomotif turun 10 persen menjadi Rp 5,32 triliun. Hal itu lantaran penjualan mobil ASII turun 20 persen menjadi 382 ribu unit. Kemudian penjualan sepeda motor turun 14 persen menjadi 3,3 juta unit.

Laba bersih sektor jasa keuangan turun 21 persen menjadi Rp 2,99 triliun dari sebelumnya Rp 3,80 triliun. Sektor perkebunan susut 92 persen dari Rp 1,50 triliun menjadi Rp 116 miliar.Penurunan juga terjadi pada sektor infrastruktur yang turun 64 persen ke Rp 91 miliar, dan sektor teknologi informasi turun 8 persen Rp 123 miliar.

Kondisi lain terjadi pada sektor alat berat dan pertambangan yang justru naik sebanyak 15 persen, dari sebelumnya Rp 2,90 triliun menjadi Rp 3,34 triliun.

Dia mengatakan, hal itu karena perseroan mendapat dorongan dari cucu usaha perseroan yakni PT Acset Indonusa Tbk.

Acset Indonusa baru saja meraih penambahan kontrak baru senilai Rp 3,1 triliun pada sembilan bulan pertama 2015. Angka kontrak baru itu naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 616 miliar.

"Kalau di otomotif akan keluarkan produk baru, market share Astra empat roda 50 persen dan dua roda sudah 70 persen kita mempertahankan ini dengan produk baru dan juga bisnis baru kita masuk. Tadi sudah dikatakan United Tractors sudah masuk di konstruksi, kontraktor akuisisi Acset Indonusa Tbk 50,1 persen," tandas dia. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya