Liputan6.com, Jakarta - Turis asing dari berbagai negara bakal semakin mudah melancong ke Indonesia karena pemerintah akan kembali memberikan fasilitas bebas visa bagi 20 negara sampai dengan akhir tahun ini.
Kebijakan tersebut menambah jumlah negara yang sudah mendapatkan pembebasan visa mencapai 92 negara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli mengatakan, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 10 juta turis di tahun ini.
Baca Juga
Kemudian 20 juta kunjungan wisman dengan target devisa menembus US$ 20 miliar dalam lima tahun mendatang. "Pada 10 tahun ke depan, sektor pariwisata akan menjadi bisnis nomor satu di Indonesia mengalahkan sektor lain, karena kita punya potensi itu," ujar dia saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Advertisement
Salah satu cara untuk mengejar target ini, kata Rizal, melalui kebijakan bebas visa dari saat ini sebanyak 92 negara. Sebelumnya, pemerintah memberlakukan tambahan bebas visa bagi 47 negara dari semula 45 negara.
Baca Juga
"Sebelum akhir tahun ini, kita tambah lagi 20 negara yang bebas visa, termasuk negara bekas Eropa Timur. Karena sebagian orang Jepang yang datang ke Indonesia senang, mereka tidak perlu mengurus visa yang biasanya ribet," jelas Rizal.
Ia mengaku, pemberlakuan bebas visa ini sempat diprotes sejumlah pihak karena akan merugikan Departemen atau Kementerian tertentu. Namun dirinya dapat meyakinkan kerugian tersebut tidak sebanding dengan pengeluaran turis ketika berkunjung ke Indonesia.
"Ada Menteri yang protes, kalau kita bebaskan visa, negara itu juga harus ada asas resiprokal. Tapi saya bersyukur kita gak dibebaskan visanya, karena bisa saja orang Indonesia keluyuran terus kalau dapat fasilitas ini. Bukannya devisa positif, malah negatif," papar Rizal.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengaku, sektor pariwisata merupakan sektor yang paling cepat menyerap tenaga kerja.
Dengan upaya membangkitkan potensi sektor pariwisata ini, Rizal mengaku, lapangan kerja yang tercipta secara langsung mencapai 3 juta tenaga kerja dan 7 juta lapangan kerja di 2019. "Sedangkan penyerapan tenaga kerja secara tidak langsung bisa mencapai 2-3 kali lipatnya," terang Rizal. (Fik/Ahm)