PLN Beli Listrik dari PLTU Bengkulu 2 Ribu MW

Proyek ini menjadi bagian program kelistrikan 35 ribu MW.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Nov 2015, 11:46 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2015, 11:46 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (persero) melakukan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) untuk pengembangan Pembangkit Listrik Swasta (IPP) PLTU Bengkulu 2 x 100 Mega Watt (MW). Proyek ini menjadi bagian program kelistrikan 35 ribu MW.

“Secara prinsip kami ingin bermitra dengan swasta. Saling membantu dan saling mendukung agar proyek ini lebih cepat selesai. Bila ada masalah di lapangan, segera informasikan agar kita segera selesaikan,” kata Sofyan di Jakarta, Kamis (26/11/2015).

Secara keekonomian, PLTU Bengkulu layak untuk dibangun karena akan menghemat biaya operasi PLN. Jika dibandingkan dengan biaya pokok produksi di Sistem Sumatera, proyek ini akan memberikan penghematan sekitar Rp 1,7 triliun per tahun.

Proyek ini diperlukan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera, khususnya di Provinsi Bengkulu. PLTU ini juga memanfaatkan penggunaan batu bara sebagai bahan bakar serta mengurangi penggunaan BBM dan fosil, terutama dalam hal produksi tenaga listrik.

Untuk mempertahankan kondisi lingkungan, pengembang juga diwajibkan melakukan upaya-upaya dalam rangka memenuhi standar lingkungan hidup.

PLTU yang rencananya dibangun di Desa Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu, Bengkulu, ini akan dikembangkan oleh Sinohydro Hongkong (Holding) Limited sebanyak 70 persen dan PT Intraco Penta Tbk 30 persen. Keduanya merupakan perusahaan yang mensponsori PTPT Tenaga Listrik Bengkulu (‎TLB).

Presiden Direktur PT Tenaga Listrik Bengkulu (PT TLB) Cao Yuesheng mengatakan proyek yang diperkirakan menelan biaya hingga US$ 360 juta ini diupayakan berasal dari ekuitas PT TLB dan pinjaman luar negeri, mengingat proyek ini tidak dijamin oleh pemerintah RI. Walaupun dalam kontrak dinyatakan maksimum 12 bulan sejak penandatanganan PPA, PT TLB berusaha secepatnya memastikan pendanaan proyek.

“Kami akan usahakan dapat menyelesaikan finance close dalam waktu 9 bulan ,” ujar Cao Yuesheng

Pekerjaan konstruksi PLTU Bengkulu Unit 1 diperkirakan memakan waktu 36 bulan, sehingga dijadwalkan dapat beroperasi pada 2019, sementara unit 2 beroperasi 3 bulan setelahnya. Pembangkit ini akan mensuplai energi listrik ke Sistem Sumatera sebesar ± 1400 GWh per-tahun. (Pew/Zul)**

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya