Kemenparekraf Siapkan SDM Sektor Pariwisata Hadapi MEA

Kemenparekraf juga mengadakan program kerja sama dengan sekitar 105 perguruan tinggi.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Des 2015, 10:45 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 10:45 WIB
Pasar Bebas ASEAN
(Foto: jmproid)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyusun berbagai macam strategi pembangunan SDM kepariwisataan di dalam negeri.

Hal itu untuk menghadapi persaingan sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan persaingan secara global.

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenparekraf, Muhammad Ahmansyah mengatakan, pihaknya telah membangun SDM di sektor pariwisata melalui dua jalur, yaitu lewat pendidikan formal dan non-formal.

Untuk pendidikan formal, pembangunan SDM lewat pendidikan formal, hingga saat ini Kemenparekraf telah menyediakan 4 lembaga pendidikan tinggi kepariwisataan, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, STP Nusa Dua Bali, Politeknik Pariwisata Negeri Makassar, dan Akademi Pariwisata Medan.

Tahun depan, Kemenparekraf akan menambah dua perguruan tinggi kepariwisataan di  Palembang dan Lombok. Dengan demikian, secara total akan ada 6 perguruan tinggi kepariwisataan.

"Tahun depan kita mau tambah dua perguruan tinggi, yaitu Politeknik Pariwisata Negeri Palembang dan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok. Tahun depan Akademi Pariwisata Medan juga akan menjadi Politeknik Pariwisata Negeri Medan," ujar dia di Jakarta, Senin (14/12/2015).

Adapun dari sisi pendidikan non-formal, Kemenparekraf telah menjalin kerja sama dengan instansi terkait dalam program sertifikasi SDM pariwisata yang berstandar ASEAN. Hingga saat ini, sekitar 150 ribu SDM telah tersertifikasi dan ditargetkan pada 2019 ada 550 ribu SDM yang tersertifikasi standar ASEAN.

"Kita punya program sertifikasi berstandar ASEAN. Tahun ini target 17.500 SDM tersertifikasi sudah tercapai. Pada tahun depan kita punya target 35 ribu SDM atau naik dua kali lipat. Hingga 2019 akan terus meningkat sebanyak 35 ribu SDM tiap tahun," jelas dia.

Ahmansyah mengungkapkan, dalam pemberian sertifikasi ini, pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi. Kemenparekraf juga memfasilitasi dari sisi pembiayaan dan pelatihan asesornya.

Kemenparekraf juga menyediakan program pelatihan dasar SDM kepariwisataan, yang pada tahun ini dilakukan di beberapa provinsi dengan potensi pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang besar.

Hal ini sebagai langkah untuk menjamin ketersediaan SDM pariwisata pada provinsi tersebut. Namun pada tahun depan Ahmansyah memastikan program pelatihan dasar SDM ini akan dilakukan pada 34 provinsi di Indonesia.

"Program pelatihan dasar kepariwisataan adalah sosialisasi pengetahuan kepariwisataan. Tujuanya menyebarluaskan pengetahuan kepariwisataan," kata dia.

Selain itu, Kemenparekraf juga mengadakan program kerja sama dengan sekitar 105 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang telah berkomitmen mendukung dan turut aktif dalam pembangunan pariwisata nasional.

"Mereka sepakat menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan mendirikan lembaga sertifikasi di tempatnya masing-masing. Selain itu, mereka juga siap mensertifikasi lulusannya yang berstandar ASEAN. Itu ada 100 ribu lulusan. Jadi kalau 50 persen saja yang tersertifikasi maka akan sangat besar kontribusinya terhadap pembangunan pariwisata di Indonesia," tutur Ahmansyah. (Dny/Ahm)*

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya