ASEAN Bakal Jadi Kawasan yang Berpengaruh di Dunia

Kawasan ASEAN mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) mencapai US$ 2,5 triliun per tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Des 2015, 15:21 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 15:21 WIB
Ilustrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Foto: BNSP)
Ilustrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Foto: BNSP)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 1 Januari 2016. Dalam pasar bebas ini, produk-produk barang, jasa hingga tenaga kerja di negara-negara ASEAN akan saling bersaing.

Meski demikian, sisi positifnya, pasar ekspor atas produk-produk tersebut akan semakin terbuka.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bachrul Chairi mengatakan, kawasan ASEAN saat ini menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan tertinggi di dunia.

Kawasan ini mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) mencapai US$ 2,5 triliun per tahun pada PDB Asia. Pendapatan per masyarakatnya pun terbilang tinggi dengan rata-rata US$ 4.500 per kapita per tahun.

"Dengan 650 juta jiwa (jumlah penduduk ASEAN) merupakan potensi yang sangat dahsyat. Itu baru ASEAN. Belum lagi negara Asia, yang kurang lebih 4,5 miliar jiwa," ujar Bachrul di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Ia menuturkan, dengan perkembangan dunia yang semakin terbuka, mau tak mau memang akan memaksa negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat kawasan regionalnya, salah satunya yaitu dengan penerapan pasar bebas ini.

"Perkembangan global, memaksa kita untuk memperkokoh kerja sama ekonomi dan ASEAN juga patut diperhitungkan dengan Gross Domestic Product (GDP) US$ 2,57 triliun. ASEAN dianggap pertumbuhan yang paling tinggi dan paling stabil," kata dia.

Selain di sektor ekonomi, peran ASEAN juga dinilai sangat penting dalam menjaga perdamaian dunia. Bachrul menilai, peran ini terlihat di mana negara-negara ASEAN mampu menjaga kestabilan politik dan keamanan di kawasan Laut China Selatan.

"Tanpa adanya ASEAN konflik-konflik itu mudah meletup, tapi ASEAN bisa meredam. Contohnya kalau tidak ada peran ASEAN, di Laut China Selatan akan jadi kawasan perang selanjutnya. Di Asia, ada 6 negara punya reaktor nuklir, tapi ASEAN membantu meredakan itu. Kawasan ASEAN juga paling stabil untuk investasi, perdagangan di antara negara sehingga yang dijadikan tulang punggung itu kita," jelas dia.

Dengan segala kelebihan tersebut, maka dengan terbukanya pasar bebas ini, lanjut Bachrul, tinggal bagaimana masing-masing negara termasuk Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada.

"Tanggal 1 Januari akan direalisasi apa yang telah dicanangkan sejak 2003. Itu visinya. Kita juga sudah bicara visi 2025 apa yang ingin diperkuat jadi ASEAN. Jadi kawasan yang terintegrasi. Ini adalah 2015 itu stepping stone untuk capai 2025. Hal ini sudah dicanangkan November lalu di Malaysia. Untuk capai 2025 di kawasan ASEAN," tandas dia. (Dny/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya