PLTG Terapung Mulai Listriki Sulut dan Gorontalo

Listrik dari Kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) Karadeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 120 Mega Watt sudah beroperasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Jan 2016, 20:55 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 20:55 WIB
Ini Wilayah yang Dipasok Listrik PLTG Terapung
PLTG yang peluncurannya diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini terpasang di atas Kapal MVPP Karadeniz Powership Zeynep Sultan.

Liputan6.com, Jakarta - Listrik dari Kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) Karadeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 120 Mega Watt sudah beroperasi. Pembangkit 'terapung' dari Turki ini (MW) tersambung dengan sistem kelistrikan Sulawesi Utara–Gorontalo (Sulutgo).

Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri mengatakan, setelah melalui sejumlah rangkaian tes tegangan dan uji coba performa mesin, kapal pembangkit asal Turki ini dapat disambungkan dengan jaringan kelistrikan. Selanjutnya pembangkit ini akan diberikan beban secara bertahap.

"Alhamdulillah pada pukul 12.30 WITA, MVPP Karadeniz Amurang Unit 6 sudah berhasil sinkron dengan beban awal 4 MW dan semuanya berjalan normal," kata Machnizon, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Menurut Machnizon, jika semuanya berjalan normal, dalam beberapa hari ke depan pembangkit 120 MW akan menambah pasokan listrik di sistem Sulutgo dan bisa mengurangi defisit listrik yang terjadi selama ini.

PLN juga telah melakukan uji coba yang ketat untuk seluruh performa mesin sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pabrikan. Sehingga saat ini tinggal menunggu tahap memasukkan daya lanjutan. Dalam beberapa hari ke depan diharapkan seluruh daya bisa masuk dengan stabil.

"Jika dalam proses pengujian daya masuk ini terjadi pemadaman yang tidak diinginkan, kami mohon maaf untuk ketidaknyamanan pelayanan kepada masyarakat terutama untuk wilayah interkoneksi sistem kelistrikan Sulutgo," ungkap Machnizon.

Lebih lanjut dia mengatakan, pembangkit ini punya beberapa kelebiha seperti bisa menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, kemudahan relokasi (hanya perlu waktu 3-4 minggu) sehingga dapat fleksibel memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah, penghematan hingga Rp 350 miliar per tahun dan lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan tambahan pasokan listrik di suatu daerah yang sedang kekurangan listrik.

Pembangkit listrik model ini dianggap tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka pembangkit listrik di atas kapal yang bisa bergerak mobile dari satu pulau ke pulau lain‎ paling cocok dengan Indonesia.

Marine Vessel Power Plant pertama ini dapat dioperasikan dengan dual fuel atau dua bahan bakar, yaitu heavy fuel oil dan gas. Selain itu, PLN juga telah berhasil melakukan pembangunan tower transmisi 150 kV yang menghubungkan MVPP ke switchyard untuk selanjutnya disuplai ke Gardu Induk Amurang.

Sepanjang 220 ms kabel tegangan 150 kV dari kapal ke gantry (gardu transisi) juga telah dihubungkan dengan sempurna untuk mengalirkan listrik.

Kapal buatan Karpowership tahun 2014 ini dilengkapi dengan enam mesin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 20 MW. (Pew/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya