Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Kereta Api Properti Manajemen, hampir menyelesaikan pembangunan jalur kereta api menuju terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Humas KAPM, Riesta Junianti, mengungkapkan sampai saat ini pengerjaan jalur tersebut sudah mencapai 90 persen. Dengan kemajuan tersebut, KAPM tinggal membangun fasilitas pendukung di jalur rel kereta api.
"Jalur dari Pasoso ke JICT sudah selesai dan sudah dapat dilalui oleh lokomotif sejak 6 Januari lalu pada uji coba pertama. Penyelesaian Container Yard (CY) saat ini masih berlangsung dalam tahap penyelesaian," kata Riesta kepada Liputan6.com, Sabtu (23/1/2016).
Riesta menambahkan untuk pengamanan jalur ini, Kementerian Perhubungan melalui satuan kerjanya sedang melaksanakan pemagaran sepanjang jalur kereta api dan pemasangan dua pintu perlintasan pada Jalan Sulawesi dan Jalan Jampea Tanjung Priok.
"Diharapkan pengoperasiannya dapat dilaksanakan pada akhir Februari 2016," dia menegaskan.
Baca Juga
Kementerian Perhubungan sendiri menargetkan kereta pelabuhan ini dapat beroperasi sesegera mungkin. Pengoperasian jalur kereta tersebut diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di pelabuhan.
Pengoperasian kereta pelabuhan tersebut bertujuan untuk mengurangi penumpukan barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan menggunakan kereta, barang akan lebih cepat diangkut dan berbiaya lebih murah.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli menyatakan biaya angkut barang di terminal Pelabuhan Tanjung Priok lebih mahal dua kali lipat ketimbang terminal peti kemas Gede Bage, Bandung.
Biaya angkut terminal Gede Bage lebih murah karena memanfaatkan transportasi kereta, sementara di Pelabuhan Tanjung Priok masih mengandalkan truk kontainer. Oleh karena itu, ia ingin mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Priok.
"Saya dapat laporan dari Dirut KAI. Dia bilang pengiriman Gede Bage Dry Port lebih murah, ketimbang dari sini (Pelabuhan Tanjung Priok) ke dalam tempat penimbunan sementara. Hampir dua kali lipatnya ke dalam pakai tanker daripada ke Gede Bage Dry Port pakai kereta api," Papar Rizal.
Menurut Rizal, selain lebih murah pengakitifan kembali jalur kereta juga dapat mengurangi kemacetan, karena berkurangnya jumlah kontainer yang beroperasi.
Tidak hanya pembangunan jalur kereta menuju terminal kontainer yang memiliki panjang kurang lebih 400 meter, KAPM juga melakukan beberapa perbaikan di jalur kereta mulai dari 2 kilometer (km) sebelum memasuki terminal. (Yas/Gdn)