Pacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Perluas Pasar Ekspor di 2016

Pemerintah mendorong sektor perikanan dan pariwisata untuk dukung pertumbuhan ekonomi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Feb 2016, 18:35 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2016, 18:35 WIB
20160109-Pertumbuham-ekonomi-2016-Jakarta-AY
Pengunjung beraktivitas di dalam gedung di Jakarta, Sabtu (9/1/2016). Pendorong pertumbuhan tersebut utamanya masih didominasi sektor konsumsi disertai dengan peningkatan kontribusi peran investasi dan pengeluaran pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 4,79 persen pada 2015. Angka ini sedikit meleset dari target pemerintah yaitu 4,8 persen dan melambat dibandingkan tahun 2014 yang saat itu sebesar 5,02 persen.

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution mengaku tidak terlalu memeprmasalahkan capaian sepanjang 2015 tersebut.

"Artinya kita memang memperkirakan pertumbuhan ekonomi kira-kira mendekatilah 4,8 persen, ya ini melesetnya sedikit sekali, ya itu semua menunjukan bahwa upaya mendorong investasi selama ini itu sudah mulai kelihatan hasilnya," kata Darmin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Tidak mau berlarut-larut dengan tahun lalu, Darmin menyatakan lebih optimistis menjalani ekonomi Indonesia pada 2016.

Berbagai kontrak kerja yang sudah‎ ditandatangani di beberapa kementerian, seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan menjadi salah satu alasan Indoensia akan lebih baik di tahun ini.

Darmin menambahkan dengan nilai dan jumlah ekspor yang kembali menurun, pemerintah akan fokus untuk memperluas pasar ekspor Indonesia pada 2016.

"Promosi mencari market baru, karena kalau melahirkan industri baru belum cukup waktunya, memang diharapkan yang bisa mulai didorong perikanan atau pariwisata, itu lebih mudah mendorongnya daripada membangun indutsri yang baru," ujar Darmin.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 4,79 persen pada 2015. Angka pertumbuhan ini melambat dari pertumbuhan ekonomi 2014 di angka 5,02 persen.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ini juga tak lepas dari pertumbuhan ekonomi global. Tercatat, ekonomi Inggris melemah dari 2,1 persen menjadi 1,9 persen. Ekonomi China melambat dari 6,9 persen menjadi 6,8 persen.

Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) turun dari 2,1 persen menjadi 1,8 persen. Meski demikian, ada sejumlah ekonomi negara lain yang masih menguat. Korea Selatan naik dari 2,7 persen menjadi tiga persen. Singapura menguat dari 1,4 persen menjadi dua persen.

"Ekonomi global pada kuartal IV 2015 diperkirakan masih melemah," ujar Suryamin.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015  tercatat 5,04 persen secara year on year (YoY). Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 ini memang lebih tinggi dari kuartal IV 2014 sebesar 5,01 persen. Nilai produk domestik bruto (PDB) kuartal IV atas harga dasar konstran Rp 2.270,4 triliun. Sedangkan atas dasar harga berlaku tercatat Rp 2.945 triliun.

Suryamin mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada akhir 2015 tersebut didukung situasi makro ekonomi yang membaik. Inflasi Desember 2015 tercatat 3,35 persen secara YoY. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS sekitar 5,88 persen pada akhir kuartal IV 2015 dibanding posisi kuartal II 2015.

"Realisasi belanja pemerintah naik 6,37 persen. Realisasi penerimaan pajak selama kuartal IV meningkat dibanding kuartal IV 2015 yakni dari Rp 336,30 triliun menjadi Rp 439,39 triliun. Subsidi 2015 pun menurun karena ada yang dipangkas biaya pembangunan pun meningkat," kata Suryamin. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya