Fakta-fakta Menarik Seputar Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menuai pro dan kontra. Berikut sejumlah fakta menarik seputar kereta cepat pertama di ASEAN tersebut.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 09 Feb 2016, 19:47 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2016, 19:47 WIB
20150813-Kereta-Cepat-Cina-Jakarta-Rini-Soemarno
Kereta Cepat Buatan Cina (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meletakkan batu pertama proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung pada 21 Januari 2015. Pengerjaan dengan total panjang 142,3 kilometer (km) itu pun dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

Proyek yang memakan biaya mencapai Rp 70 triliun itu tidak dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Bahkan, pemerintah juga tidak memberikan jaminan finansial terhadap proyek itu.

 

Sejak peletakan batu pertama, muncul pro dan kontra di publik. Hari ini pemerintah pun memberikan penjelasan lengkap, melalui konferensi pers yang dihadiri Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Dirut KCIC Hanggoro, dan Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi.

Dalam konferensi pers itu, terdapat sejumlah fakta-fakta menarik yang disampaikan. Berikut rangkumannya:

1. Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan yang pertama di Asia Tenggara.

Pemerintah Indonesia pun berencana untuk membangun transportasi massal kereta api di Jawa Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua sepanjang 3.258 kilometer (km)

Sementara, hingga saat ini terdapat 10 negara yang memiliki rel kereta cepat terpanjang di dunia, mereka adalah Tiongkok (19.000 km), Spanyol (3.100 km), Jepang (2.664 km), Prancis (2.036 km), Inggris (1.337 km), Jerman (1.334 km), Italia (923 km), Korea Selatan (819 km), Rusia (645 km), dan Finlandia (610 km).

2. Konektivitas antar kota

Kereta cepat Jakarta-Bandung ini diperlukan karena tiap harinya Tol Cipularang dipadati oleh 140 ribu orang. Sementara, untuk transportasi massal berupa kereta api, Kapasitas Argo Parahyangan hanya dapat membawa 2.000-2.500 orang per hari.

3. Pembangunan kawasan

Dalam proyek ini, kereta cepat akan berhenti di 4 stasiun, yakni Jakarta, Karawang, Walini, dan Bandung. Nantinya, empat wilayah itu akan dikembangkan pula oleh pemerintah.

Jakarta akan menjadi ibu kota gerbang Indonesia, Karawang, akan difokuskan menjadi kota industri, Walini akan menjadi pusat pendidikan, dan agrowisata, dan Bandung menjadi kota teknopolis.

4. Tidak ada jaminan

Pemerintah menyatakan tidak ada jaminan untuk kereta cepat Jakarta-Bandung. Meski terdapat opsi pemberian jaminan pemerintah dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016, tapi khusus proyek ini telah dikunci melalui Perpres Nomor 107 Tahun 2015.

Dalam Perpres Nomor 107 Tahun 2015 Pasal 4 ayat 2 disebutkan tidak menggunakan dana APBN dan tidak mendapat jaminan pemerintah. (Alvin/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya