6 Perseteruan Bisnis Terseru di Dunia

Dalam dunia bisnis, kompetisi bisa sangat mengerikan dan berlangsung lama.

oleh Elsa Analet diperbarui 27 Feb 2016, 20:29 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2016, 20:29 WIB
Coca Cola VS Pepsi 3
(Foto: Business Insider)

Liputan6.com, New York - Perseteruan antara penyanyi Taylor Swift dan Kanye West baru-baru ini bukanlah yang pertama kali muncul ke publik. Ketika menerima anugerah album terbaik pada Grammy 2016, Swift memberikan pidato ucapan terima kasihnya sambil menyinggung West.

Dalam dunia bisnis, masalah seperti ini sering terjadi. Kompetisi bisa sangat mengerikan dan berlangsung lama.

Seperti dikutip dari Entrepreneur, Sabtu (27/2/2016), tidak ada masalah personal dalam hal itu, semua hanya karena bisnis.

Berikut adalah enam perseteruan bisnis terseru di dunia:

1. Uber vs Lyft

Kedua perusahaan aplikasi transportasi ini memulai debutnya di pasar pada waktu yang bersamaan. Persaingan dimulai ketika keduanya membuat model bisnis yang sama. Tentu saja, keduanya juga mendapat penolakan keras dari entitas bisnis yang lebih besar.

2. Wendy's vs Burger King

Burger King sebenarnya bersaing ketat dengan McDonald's. Tapi dari segi pemasaran, perusahaan asal Amerika Serikat itu banyak bertarung dengan Wendy's. Pertarungan teranyarnya ketika di sosial media masing-masing mengklaim promosi 4-for-$4.

3. Coca-Cola vs Pepsi

Awalnya, menonton secara streaming seperti hal yang mustahil dilakukan. Tapi kenyataannya, yang terjadi malah sebaliknya.

Bahkan mungkin generasi milenium sekarang tidak tahu dahulu pernah ada perusahaan rental film dan game, seperti Blockbuster.

Blockbuster vs Netflix


5. Marvel vs DC Comics

Dengan berbagai macam jenis superhero dan penjahat, maka ego pun mendapatkan jalan. Namun, jangan sampai bingung membedakan antara Avengers dan Justice League.

Semua jawabannya hanya bisa ditemukan dari buku komik terbitan kedua perusahaan itu atau filmnya.

6. Amazon vs Borders Group

Sekalinya Amazon menjadi lawan kuat, maka toko buku dari batu bata dan semen tidak mendapat kesempatan untuk berkedip. Dalam sekejap toko buku konvensional banyak yang bangkrut, termasuk Borders Group. (Elsa/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya