Pertamina Bakal Gunakan Jasa Pengolahan Minyak di Luar Negeri

Kapasitas kilang terbatas membuat Pertamina harus melakukan impor BBM.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Mar 2016, 10:17 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 10:17 WIB
20160217-Pengecekan-Tera-Meter-Pertamina-Jakarta-AY
Petugas memasukan BBM kedalam tera meter di SPBU Abdul Muis Jakarta, Rabu (17/2). Pengecekan tersebut untuk mengetahui agar tidak ada kecurangan dan memastikan takaran yang pas bagi para pengguna BBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) melalui ‎Integrated Supply Chain (ISC) berencana menggunakan jasa pengolahan minyak mentah di luar negeri untuk meningkatkan produksi produksi Bahan Bakar Minyak (BBM).

VP Marketing Development ISC Pertamina Hasto Wibowo‎ mengatakan,‎ ‎ISC memiliki program mengolah minyak mentah yang telah dibeli dari luar negeri dengan menumpang pada fasilitas pengolahan minyak mentah luar negeri. Kemudian hasil olahannya akan dibawa ke dalam negeri.

"Proses minyak mentah di kilang luar negeri, kita punya minyak mentah diproses di kilang luar negeri hasilnya kita bawa kembali. Kita masak di luar," kata Hasto, seperti yang dikutip di Jakarta, Senin (‎14/3/2016).

Hasto mengatakan, hal tersebut merupakan usaha ISC untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri. Lantaran saat ini kilang yang ada kapasitasnya terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan Pertamina harus melakukan impor BBM. "Delapan kilang yang kita ‎punya kapasitasnya penuh semua," ujar Hasto.

Ia melanjutkan, ISC memiliki pertimbangan sendiri dalam menggunakan jasa kilang tersebut yaitu biaya pengolahannya lebih murah ketimbang membeli langsung BBM sehingga dapat menciptakan efisiensi dalam pengadaan BBM.

"Tapi harus lebih murah dibandingkan kalau kita impor (BBM) delapan juta barel per bulan‎‎," ungkap Hasto.

Hasto menuturkan, salah satu negara yang dapat dimanfaatkan kilangnya adalah India, karena kilang yang dimiliki India dapat menghasilkan banyak produk dan tingkat kompleksitasnya tinggi. Namun saat ini Pertamina masih melakukan seleksi.

"Salah satu negara yang menarik (India) karena gini di India ada kilang yang ukuranya kilangnya produk yang dihasilkan lebih bernilai," ujar Hasto. (Pew/Ahm

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya