Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) membantah Indonesia selama ini telah mengimpor senjata dari Israel. Lembaga ini menegaskan negara pemasok senjata ke Indonesia adalah Brasil yang tengah mengobral peralatan alutsista dengan harga murah.
Pernyataan ini sekaligus menjawab kabar yang beredar bahwa BPS tidak mencatat transaksi impor senjata dari Israel yang masuk ke Indonesia. Itu karena Indonesia selama ini tidak mempunyai hubungan bilateral dengan Israel. Namun kedua negara rajin melakukan kegiatan ekspor impor setiap bulan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, pihaknya dan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan pasti mencatat arus impor barang yang turun di pelabuhan wilayah Indonesia.
"Impor senjata kita bukan dari Israel, tapi Brasil. Lagipula tidak mungkin kita tidak catat. Impor US$ 2 dolar saja kita catat. Apalagi barang impor kan turun di pelabuhan, pasti tercatat di Bea Cukai," kata dia di Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Kata Sasmito, pasokan senjata di Indonesia banyak berasal dari Brasil. Negeri Samba ini sedang menawarkan harga murah untuk produk senjatanya. Indonesia merupakan salah satu negara yang doyan membeli alat alutsista itu.
Baca Juga
"Brasil kan ekonominya lagi parah. Pertumbuhan ekonominya kecil, jadi mereka sale senjata. Mumpung harganya murah, kita beli senjata mereka," ujar dia.
Terkait komitmen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memboikot produk Israel, diakui Sasmito tidak berpengaruh terhadap hubungan dagang Indonesia-Israel. Alasannya, nilai transaksi perdagangan kedua negara relatif rendah, meskipun nilai ekspor RI ke Israel lebih besar dibanding impor.
Dari catatannya, ekspor Indonesia ke Israel dalam periode 2015 mencapai US$ 116,71 juta. Sementara nilai impor Indonesia dari negara tersebut sebesar US$ 77,73 juta. "Saya pikir impor kita dari Israel 2015 yang paling tinggi. Tapi untuk ekspor kita pernah menembus US$ 180 juta di 2012 ke Israel," tutur Sasmito.
Lebih jauh dia menuturkan, nilai ekspor Indonesia ke Israel sebesar lebih dari US$ 11 juta pada periode Februari 2016. Sedangkan impor RI dari Israel hanya lebih dari US$ 800 ribu. Data BPS menunjukkan Indonesia banyak mengimpor produk kondensor, turbin, produk kimia, besi tua dari Israel. Impor kondensor di 2015 tercatat sebesar US$ 8 juta.
"Tapi kita ekspor lebih banyak, Israel meminati produk minyak kelapa sawit kita dan turunannya yang bisa diolah lagi jadi minyak goreng, kosmetik. Mereka senang banget tuh CPO kita bisa dibikin macam produk. Kita juga ekspor sambal, lo," ucap Sasmito.(Fik/Nrm)