Swiss Berpeluang Tingkatkan Kerja Sama Perawatan Pesawat

Peningkatan kerja sama perawatan dan perbaikan pesawat dengan Swiss akan meningkatkan kemampuan teknisi Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Apr 2016, 22:05 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2016, 22:05 WIB
20150928-Begini Bentuk Hanggar Terbesar di Dunia yang Senilai Ratusan Miliar-Tangerang
Teknisi melakukan perawatan pesawat di hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Swiss membuka peluang‎ peningkatan kerja sama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk sektor perawatan dan perbaikan pesawat ( Maintenance Repair Overhaul (MRO) skala internasional.  

Direktur Teknik Garuda Indonesia Iwan Joeniarto mengungkapkan, sebelumnya ‎Swiss dengan Garuda Indonesia telah melakukan kerja sama pada perawatan pesawat, melalui kunjungan Wakil Presiden Swiss yang juga merupakan Swiss Minister of Environment, Transport, Energy and Communications (DETEC), H.E. Doris Leuthard ke fasilitas Garuda Maintenance Facilities(GMF). Swiss ingin meningkatkan kerja sama tersebut.

"Kolaborasinya akan lebih erat lagi, kita akan joint market, aircraft maintenance komponen," kata Iwan di hangga GMF, Cengkareng Banten, Jumat (1/4/2016).

 

Melalui peningkatan kerja sama tersebut, nantinya akan membuka peluang anak usaha Garuda Indonesia yaitu GMF sebagai pusat perawatan pesawat di Asia Pasifik. Dengan begitu pesawat yang ingin melakukan perawatan tidak perlu lagi ke Swiss.

"Kemudian market dari Swiss Air Techniq sendiri yang di Asia Pacifik, ini akan masuk ke Indonesia jadi tidak perlu terlalu jauh dikirim. Barangnya ke Eropa, tapi nanti di Indonesia ini sudah mampu, sekalian akan diperbaiki di Indonesia," ujar dia.

Iwan menuturkan, melalui peningkatan kerja sama tersebut Swiss akan melakukan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. Dengan peningkatan kerja sama dapat meningkatkan kapabilitas teknisi pesawat Indonesia mengikuti perkembangan teknologi penerbangan.

"Pasti ada transfer teknologi, kemudian peralatan-peralatan yang akan dibantu bersama untuk mengembangkan kapabilitas disini," tutur Iwan. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya