Kunjungi Inggris, Jokowi Tarik Investasi Rp 237 Triliun

Realisasi investasi dari Inggris pada tahun 2015 mencapai US$ 503 juta naik 22,98 persen dari rata-rata investasi pada tahun 2010-2014.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Apr 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2016, 08:00 WIB
20160420-Jokowi Kunjungi PM Inggris David Cameron-Setpres
Presiden Jokowi beserta rombongan saat mengunjungi Perdana Menteri Kerajaan Inggris, David Cameron, London, Selasa (19/4/2016). (Foto: Laily Rachev/ Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Inggris berhasil mengantongi 12 kesepakatan bisnis senilai US$ 19,02 miliar atau setara dengan Rp 237 triliun (estimasi kurs 12.500 per dolar AS).

Dari jumlah tersebut terdapat tiga investor lama yang memperluas bisnis mereka, lima perusahaan yang menandatangani komitmen investasi serta empat perusahaan yang menandatangani nota kesepahaman dengan mitra lokal mereka dari Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani yang memberikan pengantar sebelum keynote speech Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Inggris merupakan negara yang telah lama menjadi sumber investasi bagi Indonesia.

“Realisasi investasi dari Inggris tercatat US$ 4,8 miliar sejak 2010 dan menyerap 214 ribu tenaga kerja di Indonesia,” ujarnya Franky dalam keterangannya, Kamis (21/4/2016).

BKPM yakin bahwa semakin membaiknya iklim usaha di Indonesia, maka kerja sama investasi dan perdagangan antara kedua negara semakin meningkat. “Pemerintah telah menerbitkan 11 paket kebijakan ekonomi sejak September tahun lalu termasuk formula penetapan upah yang akan membuat biaya tenaga kerja akan lebih terprediksi,” jelasnya.

Lebih lanjut Kepala BKPM mengatakan bahwa berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk memudahkan investor diantaranya pelayanan terpadu satu pintu, layanan investasi 3 jam, kemudahan investasi langsung konstruksi yang telah diimplementasikan di 14 kawasan industri serta percepatan jalur hijau dan pembentukan pusat logistik berikat.

Kepala BKPM juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan perwakilan BKPM di London Nurul Ichwan dan Koordinator Marketing Officer wilayah Inggris Meyer Siburian yang siap memfasilitasi segala perhatian dari investor Inggris.

Dari sisi potensi, Franky menggarisbawahi potensi Indonesia sebagai produsen berbagai komoditas utama seperti kelapa sawit, kakao, karet, timah, nikel dan panas bumi. Di ekonomi digital, Indonesia juga memiliki prospek yang cemerlang dengan kurang lebih 88,1 juta populasi sebagai pengguna internet dan 79,1 juta penduduk sebagai pengguna media sosial.

Turut hadir dalam kegiatan forum bisnis yang dihadiri oleh 350 pengusaha Inggris tersebut Menteri Perdagangan dan Investasi Inggris Mark Ian Price, Utusan Khusus Perdana Menteri Inggris Bidang Perdagangan Richard Graham serta dari pihak Indonesia Menteri-menteri Kabinet Kerja, dan Dubes RI untuk Inggris Rizal Sukma.

Kunjungan Presiden Jokowi diharapkan meningkatkan keyakinan investor Inggris tentang reformasi kebijakan dan layanan investasi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia. Franky menjelaskan bentuk reformasi layanan investasi yang dilakukan BKPM adalah menjadikan lembaga tersebut sebagai one stop shop untuk investasi.

Realisasi investasi dari Inggris selama 2015 mencapai US$ 503 juta naik 22,98 persen dari rata-rata investasi pada tahun 2010-2014 yang berada di posisi US$ 409 juta. Inggris masuk dalam tujuh negara Eropa yang menjadi prioritas pemasaran investasi BKPM. ‎(Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya