Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Danantara Indonesia, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, pada 27 Februari 2025. Lembaga ini merupakan superholding yang akan mengelola aset-aset negara dari berbagai BUMN dan lembaga lainnya, dengan tujuan utama mengoptimalkan investasi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi dan menjadikan Indonesia sebagai pemain global yang kuat.
Dengan aset yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 14.000 triliun, Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tujuh BUMN raksasa yang berada di bawah pengelolaannya mewakili sektor-sektor vital, mulai dari perbankan, energi, telekomunikasi, hingga pertambangan. Pengelolaan aset yang efektif dan efisien akan menjadi kunci keberhasilan Danantara.
Advertisement
Baca Juga
Namun, jumlah aset yang sangat besar juga menghadirkan tantangan tersendiri. Sistem pengelolaan yang transparan dan akuntabel mutlak diperlukan untuk mencegah potensi penyelewengan dan memastikan penggunaan dana yang tepat sasaran. Kepercayaan publik menjadi modal utama keberhasilan Danantara.
Advertisement
Kehadiran Danantara pun mendapatkan sambutan dari berbagai pihak. JP Morgan misalnya, menyambut positif lahirnya Danantara. Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Henry Wibowo, sebelum peluncuran Danantara, menyatakan bahwa Danantara berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia dalam waktu dekat.
“Danantara bisa menjadi katalis positif. Tapi untuk selanjutnya, kita harus melihat detailnya setelah diresmikan Presiden,” ujarnya.
Menurut Henry, Danantara bisa menjadi nilai tambah bagi Indonesia.
"Jika Danantara bisa leverage up, misalnya, USD 1 miliar-USD 3 miliar dipakai untuk support pasar modal, baik itu ekuitas, obligasi. Saya bisa katakan hal itu membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita, jadi katalis positif dalam waktu dekat harapannya,” kata dia.
Sambutan Positif Lain
FTSE Russell, yang merupakan penyedia indeks pasar saham global, juga beranggapan serupa. Policy Director FTSE Russell Wanming Du dalam forum yang sama, menyebut kehadiran Danantara merupakan langkah besar bagi Indonesia dalam menarik investasi global.
Ia mencatat dengan proyeksi aset kelolaan sekitar USUSD 900 miliar, Danantara dapat menjadi sovereign wealth fund terbesar ketujuh di dunia. Agar mencapai potensi tersebut, ia menyarankan agar Danantara menerapkan strategi investasi yang terdiversifikasi serta transparansi tinggi.
“Jika melihat contoh-contoh di masa lalu, di mana dana kekayaan negara berinvestasi pada potensi infrastruktur dasar, yang membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, mendukung pertumbuhan tersebut. Dan hal ini akan mendatangkan banyak hal [investor asing], investasi asing, FDI, misalnya,” ujar dia.
Advertisement
Transparansi dan Akuntabilitas: Kunci Sukses Danantara
Salah satu kritik yang muncul terkait Danantara adalah soal transparansi dan akuntabilitas. Banyak pihak berharap Danantara dapat menerapkan prinsip-prinsip good governance dan menghindari praktik-praktik koruptif. Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pengawasan untuk memastikan pengelolaan aset negara berjalan dengan baik.
Pemerintah perlu membuka akses informasi publik terkait pengelolaan aset Danantara. Laporan keuangan yang transparan dan audit berkala akan meningkatkan kepercayaan publik dan mencegah potensi penyimpangan. Komitmen terhadap transparansi akan menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam membangun Danantara.
Keberhasilan Danantara tidak hanya diukur dari besarnya aset yang dikelola, tetapi juga dari dampak positifnya terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut.
