NTB Bebas Krisis Listrik pada 2016

Cadangan listrik mencapai 30 persen menjadi standar kelistrikan untuk masuk kategori aman.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Apr 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2016, 09:45 WIB
20160316-PLN-Listrik-HA
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kirisis listrik di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan berakhir karena memiliki cadangan 30 persen pada akhir 2016.

Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, cadangan listrik mencapai 30 persen tersebut menjadi standar kelistrikan untuk masuk kategori aman.

Lantaran, jika salah satu pembangkit bermasalah pasokan listrik dari pembangkit lain masih dapat memenuhi kebutuhan, sehingga pemadaman bisa dihindari.

"Kalau program-program berjalan margin cadangan 30 persen seperti Jawa," kata Jarman, saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti yang dikutip di Jakarta, Senin (25/6/2016).

 

Jarman mengungkapkan, cadangan tersebut berasal dari pembangkit  yang telah selesai  dibangun dan ‎diadakan pada 2016, diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB) berkapasitas 2X25 Mega Watt (MW) yang sudah masuk dalam tahap uji coba jaringan, Mobile Power Plan berkapasitas 50 MW, Kapal Pembangkit Listrik berkapasitas 60 MW yang akan datang pada Agustus 2016.

"PLTU Lombok Timur 2x25 sekarang lagi test tinggal transmisi masuk composssioning," ujar Jarman. 

Jarman melanjutkan, jika berbagai pembangkit tersebut telah beroperasi, maka ada tambahan pasokan listirk 110 MW. Saat ini beban puncak Lombok 209 MW, sedangkan pasokan listrik hanya 203 MW.

‎"Sekarang beban puncak 209 MW. Itu sudah dipenuhi sekarang terpasng 230 dari PLTU Jeranjang I dan III tambah lagi pembangkit PLTD," tutur Jarman. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya