Liputan6.com, Jakarta - Satu bulan menjelang puasa, harga bahan pangan di pasar tradisional mulai merangkak naik. Tercatat sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga dari Rp 2.000 hingga Rp 30.000 per kilogram (kg).
Dari pantauan Liputan6.com di Pasar Kemiri, Rawa Buaya Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/4/2016), beberapa harga bahan pangan naik signifikan, yakni bawang merah yang sekarang dijual seharga Rp 50.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp 20.000 per kg. Tomat dari Rp 5.000 menjadi Rp 20.000 per kilonya.
"Harga lagi pada naik semua. Paling tinggi itu bawang merah, mahal banget. Juga tomat," ucap salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Kemiri, Rini (50) saat berbincang dengan Liputan6.com, pagi ini.
Advertisement
Baca Juga
Rini mengaku, selain bawang merah dan tomat, bahan pangan lain yang mulai melonjak adalah kubis atau kol dari sebelumnya dijual seharga Rp 4.000 menjadi Rp 10.000 per kg. Daun bawang dijajakan dengan harga Rp 25.000 dari sebelumnya dijual Rp 5.000 per kg. Serta kentang yang sebelumnya Rp 7.000-Rp 8.000 per kg menjadi Rp 10.000 per kilonya.
Meskipun harganya menanjak, Wanita asal Klaten itu mengaku, ada beberapa bahan pangan yang justru harganya cenderung stabil, yaitu cabai-cabaian. Cabai keriting merah, sambungnya dihargai Rp 15.000 yang sudah mengalami penurunan sejak beberapa bulan lalu di mana harganya pernah mencapai Rp 50.000 per kg.
"Cabai rawit merah juga turun dari Rp 50.000 menjadi dijual Rp 40.000 per kilo. Cabai rawit hijau kecil dan cabai hijau masing-masing diharga Rp 30.000 setiap kilonya," tutur Rini.
Dirinya memprediksi, sepekan menjelang Ramadhan maupun saat Ramadhan, harga bahan pangan akan terus meroket merespons tingginya permintaan.
"Wah ini belum seberapa kenaikannya, kalau seminggu mau puasa dan pas puasa, harga bahan pangan bisa naik signifikan minimal Rp 5.000 per kg karena tidak ada barang, semua butuh, jadinya mahal," terang Rini.
Akibat kenaikan harga bahan pangan, Rini mengaku, keuntungannya kian tergerus. Penjualan cabai maupun sayur mayur lainnya menurun, bahkan demi barangnya laku, dia terpaksa menjual dengan harga beli di pasar induk.
"Penjualan lagi turun, nyari pembeli susah. Jualan cabai atau sayur biasanya bisa laku 4 kg, ini cuma 2 kg. Jadi keuntungan juga pahit, biasanya ngantongin Rp 500 ribu per hari, jadi Rp 200 ribu-Rp 300 ribu saja," keluh Rini