Dibayangi Rupiah, IHSG Cenderung Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali melemah pada perdagangan saham, Rabu (25/5/2016).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Mei 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2016, 06:20 WIB
Sempat Pecahkan Rekor, IHSG Kini Anjlok
IHSG ditutup terkoreksi tajam 0,94% ke 5.197,12 pada perdagangan Selasa (9/9/14), setelah sempat ditutup di rekor tertinggi baru 5.246,48 pada Senin. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali melemah pada perdagangan saham, Rabu (25/5/2016). Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG kemarin dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG sendiri melemah sebanyak 32,87 poin atau sebanyak 0,67 persen 4.710,78. Aksi jual bersih yang terjadi sebanyak Rp 34,99 miliar.

"Minimnya sentimen dalam negeri membuat investor cenderung melihat bursa Asia dan nilai tukar rupiah," kata dia dalam ulasannya.

Dia mengatakan, Bursa Asia sendiri mayoritas melemah sejalan dengan pelemahan harga minyak dunia dan penguatan dolar AS.

"ā€ŽInvestor masih terus waspada pasca data ekonomi yang keluar tidak sesuai harapan sehingga penuh dengan rasa antisipasi sentimen pemangkasan biaya pinjaman di AS bulan depan," tambah dia.

Lanjar memperkirakan IHSG bergerak pada level support 4.675 dan resistance 4.750.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG cenderung menguat pada perdagangan saham hari ini.ā€Ž Laju IHSG diperkirakan berada pada support 4.702 dan resistance pada 4.774.

"ā€ŽTentunya rilis data ekonomi akan kembali terlansir dengan proyeksi stabil yang memperlihatkan bahwa kondisi perekonomian masih dalam keadaan stabil," ujar dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Garuda Indonesia Tbk (GGIA), PT ā€ŽBank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP).

William memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PPRO), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya