Liputan6.com, Jakarta - Penandatanganan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) telah dilakukan PT PLN (Persero) dengan total kapasitas 115,6 Mega Watt (MW). Listrik tersebut berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk melistriki Sumatera.
Direktur Bisnis Regional Sumatera Amir Rasyidin mengatakan, penandatanganan jual beli listrik tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), meningkatkan rasio elektrifikasi, serta mempercepat program melistriki desa yang belum berlistrik.
Ada dua jenis listrik yang dibeli, yaitu listrik dari kelebihan daya pembangkit yang dibangun untuk kebutuhan sendiri (excess power) dan listrik dari pembangkit yang memang dibangun untuk memenuhi kebutuhan PLN.
"PT PLN (Persero) melaksanakan penandatanganan Power Purchase Agreernent (PPA) dan kontrak pembelian excess power dengan Pengembang Pembangkit EBT tersebar di Regional Sumatera dengan total kapasitas 127,6 MW dan penandatanganan MOU pengembangan pembangkit EBT sebesar 21 MW," kata Amin, di Kantor Pusat PLN, Jakarta (30/5/2016).
Baca Juga
Amin menuturkan, dengan ditandatanganinya PPA dan kontrak pembelian excess power, makin menunjukkan komitmen PLN untuk terus mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dalam upaya meningkatkan rasio elektrifikasi dan melistriki desa yang be|um berlistrik sehingga target Rasio Elektrifikasi sebesar 98 persen pada 2019. Kemudian target porsi EBT 25 persen pada 2025 dapat tercapai.
Adapun rincian lokasi-lokasi pembangkit EBT dan excess power yang PPA di tandatangani tersebut antara lain Sumatera Utara Pembangkit Mini Hidro dengan pengembang PT Bakara Energi Lestari sebesar 10 MW terletak di desa Siunong-Unong Humbang Hasundutan.
Selain itu Pembangkit Listrik tenaga Biogass sebesar 1 MW dengan pengembang PT Siringo-ringo terletak di Desa Sidomulyo, Labuhan Batu.
Provinsi Riau Pembangkit Biomass sebesar 15 MW dengan pengembang PT Riau Prima Energi berlokasi di Pangkalan Kerinci. Pembangkit berbahan bakar Biogas sebesar 1 MW juga akan dibangun di Pasir oleh pengembang PT Permata Hijau Sawit. Selain itu ada juga PLTMG (excess power) sebesar 25 MW di Pelalawan dengan pengembang PT Langgam Power.
Di Sumatera Barat, PLTM 13,4 MW akan dibangun di Desa Pelangai Gadang, Pesisir Selatan oleh pengembang PT. Dempo Sumber Energi.
Sedangkan di Sumatera Selatan dan Bengkulu, PLTMH dengan total daya sebesar 21,2 MW akan dibangun tersebar di Kota Agung Lahat, Banding Agung-OKU Selatan, Muara Kisam-OKU Selatan, Padang Guci Hqu-Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Bengkulu Utara yang akan dibangun oleh pengembang PT Green Lahat, PT Nusantara Indah Energindo, PT Midigio, PT Sahung Brantas Energy, PT Malaka Guna Energi, PT Tropisindo Sumber Energi dan PT Klaai Dendan Lestari.
Provinsi Bangka Belitung, Pembangkit Biomass dan Biogas dengan total daya sebesar 14 MW akan tersebar di desa Cengkong Abang sebesar 2 MW yang dikembangkan oleh PT Bangka Biogas Sinergy, di Desa Mempaya Bangka sebesar 7 MW dikembangkan oleh Belitung Energy dan di Desa Tempilang Belitung sebesar 5 MW dikembangkan oleh Listrindo Kencana.
Provinsi Lampung, PLTM yang dikembangkan oleh PT. Uway Energy Perdana sebesar 7 MW akan dibangun di Desa Kemu, Kab Way Kanan. Selain itu Pembangkit Biomass juga akan dibangun sebesar 3 MW di desa Gunung Batin Lampung Tengah oleh PT Gunung Madu Plantations.
Excess Power PLTU sebesar 17 MW dari PLTU Pelabuhan Tarahan sebesar 10 MW dan PLTU PT Budi Starch & Sweetener Tbk sebesar 7 MW juga akan menambah daya di Lampung. Sementara di Pulau Simuleu Aceh akan dikembangkan pembangkit dengan bahan bakar CPO sebesar 5 MW.
Hingga Mei 2016, Pembangkit Listrik Mini Hidro (kapasitas dibawah10 MW) yang sudah beroperasi di Sumatera sebesar 115 MW yang tersebar di 31 lokasi, sementara 130 MW pada yang tersebar pada 18 Iokasi memasuki fase konstruksi. Sementara komposisi energi mix pada sistem kelistrikan Sumatera, Gas 35,7 96, Batubara 32,6 persen, PLTA 16 persen, Panas Bumi 2,7 persen dan BBM 13 persen. (Pew/Ahm)