Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menyabet dua penghargaan dalam acara Anugerah BUMN 2016 yang digelar di Hotel Marriot Kuningan, Jakarta, Jumat malam (3/6/2016). AP II menjadi pemenang BUMN dengan kategori Manajemen Perubahan dan CEO dengan orientasi strategis yang ditujukan pada Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis AP II Faik Fahmi mengatakan, keberhasilan AP II tak terlepas dari tranformasi yang dilakukan dalam 1,5 tahun ini.
"AP II mengelola 13 bandara, yang utama Soekarno Hatta. 1,5 tahun banyak melakukan tansformasi perubahan karena terkait tuntutan kapasitas, jadi persoalan utama kapasitas terbatas," kata dia.
Meski terdapat tuntutan dengan kapasitas, dia mengatakan tetap berupaya memberikan kenyamanan bagi penumpang. Pihaknya mengatakan, cara yang ditempuh ialah melakukan revitalisasi bandara yang dikelola AP II.
Baca Juga
"Semuanya dalam proses, kan ada 13 bandara. Jambi, Pangkal Pinang, Bandung mau selesai, yang besar Soekarno Hatta Ultimate. Tapi terminal 1 dan 2 kan juga revitalisasi," imbuh dia.
Dia mengatakan, penghargaan ini merupakan awalan untuk perubahan yang lebih baik. "Jadi ini permulaan diharapkan dalam 4-5 tahun ke depan akan ada perubahan, paling tidak ini memotifasi untuk kerja lebih baik lagi," tukas dia.
Sebelumnya di lain kesempatan, untuk membenahi beberapa bandara yang dikelola, AP II membutuhkan dana investasi sekitar Rp 30 triliun untuk lima tahun ke depan. Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan, dana tersebut antara lain untuk pembangunan bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dari sisi darat serta sisi udara bandara.
"Satu, untuk bangunan terminal kurang lebih Rp 5 triliun. Kita membangun jaringan listrik, membangun air, jalan, kurang lebih Rp 2 triliun sendiri. East cross Rp 2 triliun lagi. Membangun overlay dan macam-macam Rp 1,5 triliun. Membangun runway 3 untuk konstruksi Rp 2 triliun. Jadi banyak yang kita keluarkan, belum lagi cargo village. Total investasi 5 tahun ke depan Rp 30 triliun," kata dia di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Bukan tanpa alasan perseroan justru fokus ke Bandara Soekarno Hatta. Budi mengatakan, saat ini kapasitas bandara dianggap sudah tak mampu menampung jumlah penumpang. "Soekarno Hatta, satu bandara yang perbedaan demand dan supply tinggi. Saat ini kapasitas 20 juta, yang datang 60 juta," ujar dia.
Sejumlah skema pembiayaan pun telah diupayakan, di antaranya pinjaman dari sindikasi PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. Tak hanya itu, perseroan juga melakukan penawaran surat utang atau obligasi. Budi mengatakan, sekitar 15 persen dari Rp 30 triliun dialokasikan untuk bandara-bandara lain yang dikelola oleh AP II.
Advertisement