Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian bersama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Koperasi dan UKM, akan membentuk tim khusus yang bertugas untuk memotong rantai pasok atau rantai distribusi bahan kebutuhan pokok.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, akar permasalahan dari gejolak harga bahan kebutuhan pokok selama ini yaitu rantai pasok. Oleh sebab itu, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Widodo), pihaknya bersama kementerian lainnya akan membentuk tim untuk mengatasi hal ini.
"Tujuannya adalah memotong rantai pasok. Harapannya bagaimana harga ditingkat petani bisa menguntungkan. Kemudian ditingkat pengusaha menguntungkan, tetapi konsumen tersenyum," ujar dia di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Advertisement
Amran Sulaiman mengatakan, pembentukan tim ini bukan hanya untuk memangkas rantai rantai pasok dan mengendalikan harga saat Ramadan dan Lebaran saja. Tetapi tim ini akan terus bertugas mengawasi rantai pasok bahan kebutuhan pokok.
"Kami lakukan ini bukan untuk Ramadan saja, tapi juga untuk setelah Ramadan. Jadi ada solusi jangka pendek dan jangka panjang, itu atas arahan Pak Presiden," kata dia.
Amran juga menyatakan, untuk memotong rantai pasok ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, dia meminta dukungan dari kementerian dan pihak-pihak terkait untuk bersama mengatasi masalah yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
"Memang butuh waktu, tidak bisa selesai hanya sehari dua hari. Ini butuh waktu karena persoalan puluhan tahun yang lalu harus kita selesaikan," tandas dia.
Sebelumnya pada 9 Juni 2016, Amran Sulaiman memberikan solusi jangka pendek dan menengah untuk mencegah terus melejitnya harga daging ayam dan daging sapi saat bulan Ramadan dan Idul Fitri. Solusi jangka pendek yang akan dilakukan Kementerian Pertanian yaitu dengan menggelar operasi pasar besar-besaran di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk jangka panjang, pihaknya akan membangun Toko Tani Indonesia.
“Kita bangun Toko Tani Indonesia, bersinergi dengan seluruh stakeholder, pengusaha, produsen dan koperasi. Sehingga rantai pasoknya pendek, dari delapan menjadi tiga rantai saja. Dari produsen, toko tani dan koperasi," ujarnya kepada Liputan6.com, saat menghadiri pameran Kementerian Pertanian dan Perum Bulog Divre Sumsel Babel di kantor Dinas Pertanian Sumsel, Kamis (9/6/2016).
"Kalau ini bisa dilakukan, 1-3 tahun ke depan harga struktur pasar bisa berubah. Petani dan pengusaha untung, konsumen pasti tersenyum,” tuturnya.
Meroketnya harga daging sapi hingga mencapai angka Rp 135.000 per Kg di Sumsel, diakuinya sebagai persoalan rutin setiap tahun saat Ramadan. Kendati imbauan Presiden Joko Widodo, agar harga daging sapi berada di kisaran harga Rp 80.000 per Kg, persoalan ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat.