Pernah Terpuruk, Wanita Ini Sukses Jadi Orang Terkaya di AS

Setiap orang memiliki jalan yang berbeda-beda untuk menjadi kaya, begitu pula dengan Dorothy Herman.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jun 2016, 18:01 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2016, 18:01 WIB
Dorothy Herman. (Foto: Forbes)
Dorothy Herman. (Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Setiap orang memiliki jalan yang berbeda-beda untuk menjadi kaya, begitu pula dengan Dorothy Herman. Meskipun memiliki pengalaman traumatik pada masa kecilnya, Herman mampu berjuang dan bangkit.

Wanita yang memiliki panggilan Dottie ini masuk ke dalam daftar Forbes sebagai wanita terkaya kedua di Amerika Serikat (AS), yang hasil kekayaannya bukan merupakan warisan. Harta yang dimiliki oleh wanita ini diperkirakan mencapai US$ 270 juta.

Dikutip dari Forbes, Senin (13/6/2016), kekayaan yang didapat oleh Dorothy Herman tersebut berasal dari kerajaan bisnis properti. Ia memulai bisnis properti sejak 1990-an melalui bendera Prudential Long Island Realty. Kemudian ia bergabung dengan perusahaan properti terbesar di New York dan terbesar keempat di AS, Douglas Elliman.

"Anda harus memiliki semangat untuk menjalankan setiap pekerjaan. Saya tidak bercita-cita menjadi seorang broker properti, tapi saya mendapat kesempatan berada di jalan itu. kesempatan itu kita yang membuat sendiri. Banyak orang merasa takut untuk mengambil kesempatan, mereka takut jika nanti terjatuh, saya tidak," kata dia kepada Forbes.

Dorothy Herman yang saat ini berusia 63 tahun menjadi miliarder dengan menjadi broker properti di kawasan mewah di New York seperti di Hamptons dan Manhattan. Sebagai pemilik dan CEO, Dottie mampu membawa perusahaan tersebut membukukan penjualan US$ 22 miliar pada 2015. Sementara pendapatan yang mampu dibukukan mencapai US$ 600 juta.

Saat ini, perusahaan tersebut memiliki lebih dari 6.000 agen dan 85 kantor perwakilan nasional. Selain itu, perusahaan tersebut juga menjalin kerja sama dengan Knight Frank sehingga bisa memfasilitasi pembeli internasional.

Herman dan mitra bisnisnya Howard Lorber, yang merupakan CEO dari perusahaan induk Vector Group, membeli Douglas Elliman senilai US$ 72 juta pada 2003. Saat itu, perusahaan tersebut hanya mampu membukukan pendapatan US$ 100 juta dalam transaksi penjualan US$ 400 miliar.

Bukan orang kaya


Herman lahir bukan dari kalangan kaya. Saat ia berusia 10 tahun, keluarganya terlibat dalam sebuah kecelakaan. Ibunya meninggal, sedangkan ayahnya cacat. Namun kejadian tersebut bukan membuat Herman menyerah. Ia meneruskan hidup dengan mengurus kedua adiknya termasuk ayahnya yang cacat.

"Anda bisa terus merasa sebagai korban dari kejamnya hidup atau Anda bisa satu atau dua hari menangis dan kemudian kembali menjalani hidup," jelas Herman.

Ia menjadi seorang ibu ketika berusia 19 tahun. Ia sempat mengambil cuti kuliah dari Adelphi University, tapi kemudian ia melanjutkan kembali agar bisa lulus dan memperoleh gelar. Tujuannya hanya satu, mendapat banyak sertifikasi di bidang perencanaan keuangan.

Setelah lulus, Herman mengambil pekerjaan sebagai broker properti di Merrill Lynch, Long Island. namun sektor bisnis properti Merrill Lynch tak berlangsung lama. Perusahaan tersebut menjualnya ke Prudential pada 1989.

Atas desakan dari teman kerjanya, Herman mendirikan perusahaan sendiri. Namun seperti masalah kebanyakan orang, ia belum memiliki modal. Herman pun meminjam modal kepada Prudential dan kemudian ia menjadi salah satu agen dari perusahaan tersebut. 

Sekarang, 13 tahun setelah ia pindah ke Manhattan, ia menjadi pemimpin Douglas Elliman. Sebuah usaha yang benar-benar berbuah. 

Forbes, belum lama ini mewawancarai Herman. wawancara tersebut lebih melihat mengenai perjuangan hidupnya, bagaimana cara ia mengatasi kegagalan dan cara dia menumbuhkan jiwa wirausaha. Berikut petikannya:

Apa yang menjadi aturan favorit Anda? 
Aku akan menjalankan sesuatu yang menurut saya baik dan hal lain akan dipikirkan selanjutnya nanti.

Apa kutipan favorit Anda?
Kesuksesan merupakan kegagalan yang berbalik arah. Jika Anda takut untuk gagal maka Anda tidak akan sukses.

Apa target bisnis Anda selanjutnya?
Membuat bisnis properti sebagai bisnis yang menghasilkan.

Apa target pribadi Anda?
Memulai lembaga nirlaba yang memberikan motivasi bagi perempuan yang ingin menjadi wirausaha.

Apa yang menjadi inspirasi hidup Anda?
Pasangan saya, Howard Lorber karena dia percaya pada saya.

Kapan Anda tidur dan kapan Anda bangun? 
Saya tidak memiliki waktu khusus. Saya beruntung bisa tidur lebih dari 3 jam. Aku biasa tidur jam 2.30 dan bangun lagi pada 06.15.

Apa tips biar bisa menjadi produktif?
Jika Anda punya visi, ikuti terus.

Apa yang Anda katakan kepada orang muda?
Jangan pernah mendengarkan orang yang bilang Anda tidak bisa.

(Gdn/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya