Liputan6.com, Jakarta - Permainan baru dalam smartphone yang berburu monster virtual dalam dunia nyata atau disebut pokemon go mampu meningkatkan kapitalisasi pasar saham Nintendo sekitar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 118,72 triliun (asumsi kurs Rp 13.191 per dolar Amerika Serikat) dalam beberapa hari.
Mengutip dari laman The Wall Street Journal, seperti ditulis Selasa (12/7/2016), permainan Pokémon Go yang baru dirilis kurang dari seminggu yang lalu, telah berada di urutan tertinggi aplikasi yang banyak diunduh dan aplikasi terlaris, baik di Android maupun iOS.
Walaupun kesuksesan dan kepopuleran "Pokémon Go" masih dihalangi masalah privasi dan keamanan, serta berbagai risiko ketika memainkan permainan ini, tetapi kesuksesan permainan ini terus meningkat.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan data sensor Tower Inc, dari minggu lalu, hingga Selasa ini, di Amerika Serikat Pokémon Go telah diunduh lebih dari 2 juta pengguna iOS, dan meraih keuntungan sebesar US$ 1,6 juta, atau Rp 21 miliar.
Nintendo sebagai pengembang permainan ini bersama dengan Niantic, mendapat pendapatan yang tinggi bukan hanya dari pembelian game ini, tetapi juga kenaikan harga sahamnya.
Saham Nintendo naik hingga 25 persen di bursa saham Tokyo pada perdagangan saham Senin pekan ini. Kenaikan harga saham itu terjadi setelah penurunan akibat peluncuran aplikasi mobile Nintendo, yang bernama Miitomo pada Maret lalu.
Banyak investor yang berharap Nintendo akan mengeluarkan permainan sejenis, dengan karakter Nintendo yang terkenal lainnya seperti Mario Bros. Sebagai informasi, harga saham Nintendo di Jepang mencapai 20.260 yen.
Kesuksesan Nintendo diperkirakan semakin bertambah pada Juli ini. Nintendo berencana mengeluarkan alat portabel yang dapat memainkan Pokémon Go tanpa menggunakan smartphone yang diberi nama Pokémon Go Plus. Belum banyak informasi terkait alat ini, tapi Pokémon Go Plus diperkirakan dijual dengan harga US$ 35 atau sebesar Rp 459 ribu. (Aldo Lim/Ahm)