Bangun Natuna, ESDM Beri Insentif Buat Pertamina CS

‎Pemerintah terus mencari skenario yang cocok dan tepat untuk mempercepat pengembangan sumber daya minyak dan gas bumi di Kepulauan Natuna.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Jul 2016, 15:40 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 15:40 WIB
20160629-Kepulauan-Natuna-Jakarta-Jokowi-FF
Suasana sejumlah Menteri dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden Komplek Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/6). Rapat membahas penyelundupan dan pembahasan tentang Pengembangan Potensi Ekonomi Kepulauan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Pemerintah terus mencari skenario yang cocok dan tepat untuk mempercepat pengembangan sumber daya minyak dan gas bumi (migas) di Kepulauan Natuna. Pengembangan sumber migas di Natuna merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendorong perekonomian di wilayan tersebut dan juga menjaga kedaulatan Indonesia karena Natuna merupakan daerah perbatasan dengan negara lain.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, ‎Presiden Jokowi mengamanatkan agar para wakilnya bisa mengembangkan sektor migas dan sektor perikanan. ‎"Presiden menegaskan agar kami membangun dua pilar di Natuna yaitu migas dan perikanan. Ini kami sedang follow up sesuai dengan pesan presiden," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Untuk mempercepat pengembangan sektor migas di Natuna, Kementerian ESDM sedang memilih cara yang tepat agar para investor tertarik untuk berinvestasi di sektor migas di Natuna. "Ada beberapa kemungkinan-kemungkinan yang bisa dijalankan untuk percepatan pengembangan sektor migas. Ini kami sedang mencari yang cocok," jelas Sudirman.

Kondisi sektor migas yang lesu karena anjloknya harga minyak dunia menjadi tantangan sendiri untuk mengembangkan sektor migas di Natuna. Oleh karena itu, ada beberapa insentif yang mungkin akan diberikan oleh Kementerian ESDM kepada investor yang memiliki niat mengembangkan Natuna. Namun memang, Sudirman belum mau menjelaskan insentif yang akan diberikan.

"Kami menyadari situasi migas tidak terlalu mengembirakan dari sisi harga tapi tetap akan dicari cara untuk mempercepat pengembangan Natuna. Mereka yang sedang eksplorasi terus didorong agar terus berkembang dan yang sedang produksi tentu saja dijaga produksinya," tutup Sudirman.

Sebelumnya pada 29 Juni lalu, Presiden Jokowi memiliki tiga keinginan terkait pengembangan di Natuna, Kepulauan Riau. Hal itu disampaikan dalam rapat terbatas bersama beberapa menteri Kabinet Kerja, di Kantor Presiden, Rabu (29/6/2016).

"Tiga hal ini yang akan kita detailkan lagi. Terkait pengembangan industri perikanan saya dapat laporan bahwa produksi di sektor kelautan dan perikanan di Natuna hanya sebesar 8,9 persen dari potensi yang kita miliki. Ini perlu didorong dan dipercepat sehingga bisa datangkan manfaat bagi kita," ujar Jokowi.

Hal kedua, Jokowi ingin ada upaya untuk memaksimalkan sektor Migas di Natuna. Ia menjelaskan dari 16 blok migas yang ada, baru lima blok saja yang diproduksi.

"Sementara tujuh blok masih tahap eksplorasi, empat blok dalam proses terminasi. Oleh sebab itu, kita dorong agar proses produksi bisa segera dilakukan," tegas Jokowi.

Hal terakhir terkait dengan pertahanan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin agar Natuna sebagai pulau terdepan memiliki pertahanan yang kuat.

"Natuna sebagai pulau terdepan dalam ratas yang lalu telah saya perintahkan TNI khususnya TNI AU, Bakamla agar tingkatkan patroli penjagaan di kawasan Natuna. Dan beberapa infrastruktur yang mau dibangun, diperbaiki dan segera dimulai," Jokowi menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya