Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) karena alasan kebijakan baru terkait BI 7-day (Reverse) Repo Rate. BI Rate kini masih stagnan di level 6,5 persen, sementara BI 7-day (Reverse) Repo Rate tetap sebesar 5,25 persen.
"Kalau BI tidak menurunkan BI Rate, saya melihatnya kok lebih karena mereka mau melakukan kebijakan baru 7 day repo," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Dia memperkirakan, ruang pelonggaran moneter BI terbuka lebar seiring terkendalinya laju inflasi, dan kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, sambungnya BI tetap harus menjaga situasi perekonomian lewat bauran kebijakannya.
Baca Juga
"Dilihat dari inflasi dan kebutuhan mendorong pertumbuhan sebenarnya sudah cukup jelas, ruang pelonggaran moneter masih terbuka. Jadi saya percaya pada bulan-bulan mendatang BI masih akan menjaga lebih jauh supaya sejalan dengan situasi perekonomian secara keseluruhan," jelas dia.
Darmin mengakui, pertumbuhan kredit dan ekonomi Indonesia saling mendukung. Penyaluran kredit, lanjutnya, mulai menunjukkan peningkatan walaupun permintaan kredit belum terlampau besar.
"Di kuartal II 2016, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar 5 persen-5,1 persen. Sedangkan sampai akhir tahun, saya melihatnya bisa mencapai target APBN-P 2016 sebesar 5,2 persen sampai 5,3 persen," ujar Darmin. (Fik/Ahm)
Advertisement