SKK Migas Yakin Target Lifting Minyak RI Bakal Tercapai

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan Tahun 2016, menyebutkan target lifting minyak bumi sebesar 820 ribu bph.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Agu 2016, 18:29 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 18:29 WIB
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan Tahun 2016, menyebutkan target lifting minyak bumi sebesar 820 ribu bph.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan Tahun 2016, menyebutkan target lifting minyak bumi sebesar 820 ribu bph.

Liputan6.com, Jakarta - Produksi minyak bumi nasional menunjukkan tren peningkatan setiap bulannya. Seiring kenaikan ini, target produksi minyak tahun ini diprediksi bisa tercapai. 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak gas (SKK Migas) Migas Amien Sunaryadi mengatakan, produksi rata-rata minyak bumi nasional mencapai 834,4 ribu barel per hari (bph) per 30 Juni 2016. Angka ini naik menjadi 834,7 ribu bph di akhir 30 Juli 2016.

Sedangkan untuk gas bumi, produksi rata-rata sebesar 7.962 juta kaki kubik per hari (mmscfd) per 30 Juli 2016. Namun angka ini turun tipis dibandingkan produksi per 30 Juni yang sebesar 7.985 mmscfd.

"Dengan dukungan semua pihak, kami optimis target produksi yang ditetapkan pemerintah dapat tercapai,” kata Amien, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Adapun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan Tahun 2016, menyebutkan target lifting minyak bumi sebesar 820 ribu bph. Sedangkan gas bumi ditargetkan sebesar 6.440 mmscfd.

Dari sisi investasi, tercatat nilai investasi migas sebesar US$5,65 miliar atau sekitar Rp 76,3 triliun pada semester I tahun ini. Rinciannya, investasi untuk eksplorasi mencapai US$ 367 juta, kegiatan pengembangan sebesar US$ 845 juta, kegiatan produksi sebesar US$ 3,922 miliar, dan administrasi senilai US$ 521 juta.

“Hal ini menunjukkan perusahaan hulu migas menjadikan program pengembangan dan produksi sebagai prioritas,” ungkap dia.

Dari investasi tersebut, pengeboran sumur pengembangan, kerja ulang dan perawatan sumur realisasinya cukup tinggi.

Misalnya, sumur pengembangan yang terealisasi 144 sumur dari rencana 245 sumur atau 59 persen, kerja ulang (work over) terealisasi 604 sumur dari rencana 1.286 sumur atau 47 persen, serta perawatan sumur yang terealisasi sebanyak 16.822 dari rencana 39.956 sumur atau 42 persen.

Namun, Amien melanjutkan, realisasi kegiatan program eksplorasi, seperti survei seismik dan pengeboran eksplorasi masih minim.

Salah satu contohnya, program survei seismik dua dimensi (2D) dari rencana 10.955 kilometer (KM), baru terealisasi 1.057 km atau sekitar 10 persen. Seismik tiga dimensi (3D) yang baru terealisasi 865 kilometer persegi dari target 11.217 KM2 atau hanya 8 persen. Begitu juga dengan pengeboran eksplorasi yang baru terealisasi 23 sumur dari rencana 68 sumur atau 34 persen.

 “Kecilnya realisasi kegiatan eksplorasi ini akan berdampak pada turunnya penemuan cadangan migas ke depan,” tutup Amien.(Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya