Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kebanjiran daging sapi beku impor dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha. Sebagai antisipasi tingginya permintaan dan upaya menekan harga daging sapi segar, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan sampai 30 ribu ton daging beku.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan, pemerintah telah menghitung kebutuhan daging menjelang Idul Adha. Ia memperkirakan bakal terjadi peningkatan permintaan meskipun tidak sederas saat Idul Fitri.
Advertisement
Baca Juga
"Idul Adha beda dengan Idul Fitri, ada peningkatan kebutuhan tapi tidak terlalu signifikan. Makanya harus dipersiapkan dengan benar," ujarnya di Jakarta, Minggu (4/9/2016).
Dari perhitungannya, kata Amran, pemerintah akan mendatangkan 20 ribu sampai 30 ribu daging sapi beku impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Persiapan di Lebaran Idul Adha tahun ini diakuinya, lebih besar dibandingkan tahun lalu.
"Dari Bulog 10 ribu ton, di luar itu kita persiapkan daging sapi beku 20 ribu-30 ribu ton. Jumlahnya sangat cukup," jelasnya.
Amran memastikan bahwa daging sapi impor yang masuk ke Indonesia dibanderol paling mahal seharga Rp 80 ribu per Kilogram (Kg) ke pihak konsumen.
"Jadi kita minta seluruh perusahaan (importir) daging ini untuk tandatangan menjual maksimal Rp 80 ribu per Kg di end user," tegas Amran.
Daging Kerbau
Tambahan impor daging kerbau
Perum Bulog kembali meminta tambahan impor daging kerbau 70 ribu ton. Sebelumnya, Bulog sudah mendapatkan izin impor daging kerbau dari India sebesar 10 ribu ton. Sudah datang 700 ton daging kerbau yang dijual seharga Rp 65 ribu per Kg.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, pemenuhan impor 10 ribu ton yang sudah diizinkan itu akan selesai pada akhir bulan ini. Untuk itu pihaknya tengah mengajukan izin impor tambahan.
"Intinya harapannya bahwa sebelum September tutup selesai, 10 ribu ini sudah masuk. Kenapa? Karena ini menjadi test case dan akan kami susul dengan importasi berikutnya agar betul-betul terjadi pemenuhan daging kerbau ke masyarakat," kata Djarot.
Tambahan impor tersebut diklaim Djarot sudah mendapat persetujuan dari Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Tahapan yang dilakukan, saat ini Bulog tengah mengajukan izin impor ke Kementerian Perdagangan.
Adapun tambahan izin impor daging kerbau yang diajukan Bulog mencapai 70 ribu ton. Negara yang menjadi sumber impor masih sama, yaitu dari India. Jika disetujui, impor itu akan dilakukan mulai Oktober hingga Desember 2016.
"Kalau kita lihat kebutuhan, teman-teman asosiasi mereka rata-rata butuh sekitar 10-20 ribu ton sebulan, itungan kita. Sehingga kalo ada 3 bulan ke depan, saya kira kita butuh 60-70 ribu ton," papar Djarot.
Advertisement
Tekan Harga
Anomali harga daging
Para pedagang pasar menyebut ada anomali pada harga daging sapi sehingga tak kunjung turun meski permintaan tak sebesar Lebaran lalu. Saat ini, rata-rata harga daging sapi sebesar Rp 120 ribu per Kg.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengungkapkan, daging sapi masih dijual seharga Rp 120 ribu per Kg walaupun Hari Raya Idul Fitri sudah lewat dua bulan. Sementara harga daging kambing dijual Rp 115 ribu-Rp 120 ribu per Kg.
"Harga daging sapi memang susah ditekan di angka Rp 100 ribu karena ada anomali," kata dia.
Membuka keran impor daging sapi dan kerbau adalah jalan pemerintah mengendalikan harga daging sapi segar yang masih betah Rp 120 ribu per Kg. Hal ini diakui Menko Perekonomian Darmin Nasution. Ia yakin harga akan turun dalam sebulan.
Turunnya harga daging sapi bukan tanpa alasan. Pemerintah akan mendatangkan sapi bakalan dan indukan dari beberapa negara di Amerika latin dan India. Bila semua terpenuhi, harga daging sapi diperkirakan akan turun.
"Sehingga harganya dalam sebulan ini akan turun. Tetapi kita tetap fokus mengembangkan populasi sapi di Indonesia baik mengimpor bakalan dan indukan," ucap Darmin.
Jumlah sapi yang akan datang ke Indonesia tidak berubah dari perencanaan pada Desember 2015. Diperkirakan realisasi sampai saat ini sudah mencapai 50 persen.
"Tadinya rencananya 600 ribuan ekor. Jadi kita tinggal meneruskan kebijakan," ucap dia.
Sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak mempermasalahkan banyaknya daging sapi impor yang akan masuk ke Indonesia. Bagi dia, yang terpenting kebutuhan masyarakat terpenuhi.
"Terpenting adalah bagaimana kita memenuhi protein untuk rakyat," kata Amran. (Fik/Gdn)