Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menegaskan belum menerima laporan terkait kesulitan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin merepatriasi dananya Rp 150 triliun dari Swiss ke Indonesia dalam rangka program pengampunan pajak (tax amnesty). Apalagi kesulitan tersebut akibat terbentur Financial Action Task Force (FATF).
FATF merupakan satgas yang dibentuk untuk memerangi atau memberantas tindak pencucian uang, uang yang berasal dari terorisme, perdagangan manusia, serta praktik kejahatan lainnya.
"Saya belum terima laporan, ada dana Rp 150 triliun dari Wajib Pajak (WP) yang tidak berani masuk karena masalah FATF," kata Sri Mulyani saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Seperti diberitakan sebelumnya, Pengamat Perpajakan sekaligus Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo mengungkapkan, ada WNI yang ingin mengalihkan dananya (repatriasi) dari Swiss ke Indonesia sebesar Rp 150 triliun. Sayangnya, grup usaha ini takut FATF mencurigai uang yang dipindahkan dari Swiss.
"Kenapa belum ada dana repatriasi dari Swiss? Padahal banyak orang Indonesia simpan dana di Swiss, terutama pejabat Orde Baru," ujar Yustinus.
Menurutnya, minim dana repatriasi dari Swiss karena Indonesia masih terganjal isu status negara rawan pencucian uang oleh FATF. FATF merupakan satgas yang dibentuk untuk memerangi atau memberantas tindak pencucian uang, uang yang berasal dari terorisme, perdagangan manusia, serta praktik kejahatan lainnya.
"Jadi karena kita belum selesai dengan FATF, jadi uang dari Swiss masih dianggap uang kejahatan. Ini belum diputus, padahal kemarin oleh-oleh Sri Mulyani infonya sudah melobi FATF supaya ini bisa lolos," terangnya.
Yustinus mencontohkan kisah nyata dari grup WNI yang diakui berniat merepatriasi dananya dari Swiss senilai Rp 150 triliun ke Indonesia. Namun mereka mengalami kesulitan, bahkan Bank Indonesia (BI) pun menolaknya.
"Ada informasi dari satu grup, mereka cerita sendiri ke saya mau repatriasi Rp 150 triliun dari Swiss, tapi kesulitan. BI pun tidak bisa menerima, sebab regulasi belum diubah. Padahal ini peluang dan akan sangat baik jika uang itu bisa masuk ke sini," tegasnya.(Fik/Ndw)
Sri Mulyani Kaget Ada Uang WNI di Swiss Susah Masuk ke RI
Kesulitan tersebut akibat terbentur Financial Action Task Force (FATF).
Diperbarui 18 Okt 2016, 14:15 WIBDiterbitkan 18 Okt 2016, 14:15 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengaku tidak gembira dengan pencapaian APBN 2015, termasuk opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2015 saat Raker dengan Banggar DPR, Jakarta,Kamis (25/8). (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fakta Unik Nuuk, Kota di Greenland dengan Waktu Puasa Ramadan Terlama di Dunia
Jasamarga Prediksi Puncak Arus Mudik di Tol Warugunung Surabaya 31 Maret 2025
Polisi Meninggal saat Bertugas, Apakah Mati Syahid? Ini Kata Buya Yahya
Modifikasi Audio Denza D9 Ini Pakai Sistem Plug n Play Tanpa Ribet
DLHK Depok Antisipasi Peningkatan Volume Sampah Selama Lebaran 2025
3 Kopi Indonesia Masuk Daftar Kopi Terbaik di Dunia Versi TasteAtlas, Rajai Asia
18 Arti Mimpi Sholat, Tafsir Spiritual dan Psikologis dari Berbagai Jenis Mimpi Ibadah
Manchester United dan Galatasaray Tunggu Jawaban Victor Osimhen
Ini Hobi Nabi Muhammad SAW, Termasuk di Bulan Ramadhan, Penjelasan Buya Yahya
Kejagung Berbagi Takjil, Kapuspen: Bukan soal Profesi, tapi Niat Baik di Bulan Suci Ramadan
Menilik Transisi Lahirnya Lenong Betawi
350+ Ide Video Ucapan Lebaran Kreatif untuk Momen Spesial