Ambisi Sri Mulyani Jadikan RI Hub Logistik di Asia Pasifik

Arah pemerintah Indonesia mengembangkan pusat logistik untuk menunjang ekonomi Asia Pasifik.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Okt 2016, 14:10 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2016, 14:10 WIB
Arah pemerintah Indonesia mengembangkan pusat logistik untuk menunjang ekonomi Asia Pasifik.
Arah pemerintah Indonesia mengembangkan pusat logistik untuk menunjang ekonomi Asia Pasifik.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia punya tantangan untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi, dan daya saing dari industri logistik nasional. Hal ini diperlukan supaya Indonesia dapat menjadi hub utama logistik di kawasan Asia Pasifik.

"Perekonomian Indonesia terus menghadapi tantangan seiring perlambatan ekonomi dunia. Langkah perbaikan produktivitas, efisiensi, daya saing menjadi suatu keharusan supaya Indonesia tidak cuma jadi pasar, tapi mampu menjadi pusat logistik di kawasan Asia Pasifik maupun global," harap Sri Mulyani di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/10/2016).

‎Sri Mulyani menunjukkan data Survei Logistik 2016 Bank Dunia indeks kinerja logistik Indonesia masih tertinggal dari negara lain, termasuk di ASEAN. "Logistic Performance Index Indonesia di posisi 63, tertinggal ‎dari Singapura di ranking 5, Malaysia 32, dan Thailand di peringkat 45," ujar dia.

Dia mengatakan, Bank Dunia menilai kinerja logistik ‎160 negara, berdasarkan infrastruktur, bea cukai, international statement, kualitas dan kompetensi logistik, tracking and timeliness.

Sri Mulyani menyatakan, ada dua komponen yang membuat kinerja logistik nasional rendah, yakni kurangnya pembangunan infrastruktur logistik dan proses kepabeanan, termasuk perizinan, ketentuan tata niaga ekspor impor.

"Dua masalah ini harus segera diperbaiki, makanya kita perlu identifikasi persoalan sehingga bisa melakukan langkah perbaikan, utamanya di pabeanan dan perizinan," ujar Sri Mulyani.

Dalam jangka panjang, kata Sri Mulyani, arah pemerintah Indonesia dalam pengembangan pusat logistik untuk menunjang perekonomian di kawasan Asia Pasifik dan global, meliputi beberapa hal.

Pertama, kata dia, pembangunan infrastruktur. Pemerintah menggunakan seluruh kebijakan fiskal, seperti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dana BUMN, dan sektor swasta untuk memperbaiki kualitas infrastruktur, di antaranya pelabuhan laut, udara, dan jalan raya.

"Kedua, menumbuhkan sentra industri dan logistik di Indonesia. Menumbuhkan transportasi logistik sebagai langkah ketiga, dan menambah pelayaran maupun penerbangan rutin terjadwal. Kita juga menggunakan instrumen fiskal untuk mewujudkan pengembangan logistik nasional, menyederhanakan regulasi, dana lainnya," kata dia.

‎Solusi lainnya, membangun Pusat Logistik Berikat (PLB). Pemerintah, kata dia, menggiatkan pertumbuhan jumlah PLB, peningkatan volume barang yang ditimbun di PLB, pertumbuhan pemasok luar negeri yang menyimpan barang di PLB, dan optimalisasi pencapaian tujuan PLB sebagai hub logistik di Asia Pasifik.

"‎PLB diharapkan mampu menjadikan Indonesia daya tarik untuk pengembangan hub logistik di kawasan Asia Pasifik. Memperbaiki efisiensi biaya logistik dan Indonesia mendapat keuntungan sebagai pusat distribusi di Asia Pasifik. Kita punya pelabuhan, kawasan Berikat, kawasan ekonomi khusus, yang diharapkan dapat menarik barang-barang dari luar negeri ke Indonesia sehingga menimbulkan pusat ekonomi baru untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan," tutur Sri Mulyani. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya