Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kinerja logistik nasional masih tertinggal jauh di kawasan ASEAN, bahkan kalah telak dibanding Singapura dan Malaysia.
Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki kinerja logistik nasional, sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai hub utama logistik di Asia Pasifik.
Sri Mulyani mengakui ketertinggalan kinerja logistik nasional tecermin dari Survei Logistik 2016 Bank Dunia. Survei tersebut menyatakan, indeks kinerja logistik Indonesia masih tertinggal dari negara lain, termasuk di ASEAN.
"Logistic Performance Index Indonesia di posisi 63, tertinggal dari Singapura di ranking 5, Malaysia 32, dan Thailand di peringkat 45," ujar Sri Mulyani saat memberikan sambutan di acara Jakarta Internasional Logistic Summit and Expo (JILSE) 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Baca Juga
Dia menuturkan, Bank Dunia menilai kinerja logistik 160 negara, berdasarkan infrastruktur, bea cukai, international statement, kualitas dan kompetensi logistik, tracking and timeliness.
Sri Mulyani mengatakan ada dua komponen yang membuat kinerja logistik nasional rendah, yakni kurangnya pembangunan infrastruktur logistik dan proses kepabeanan, termasuk perizinan, ketentuan tata niaga ekspor impor.
"Dua masalah ini harus segera diperbaiki, makanya kita perlu identifikasi persoalan sehingga bisa melakukan langkah perbaikan, utamanya di pabeanan dan perizinan," ujar Sri Mulyani.
Salah satu caranya melalui PLB. Pemerintah, dia menuturkan, pertumbuhan jumlah PLB, peningkatan volume barang yang ditimbun di PLB, pertumbuhan pemasok luar negeri yang menyimpan barang di PLB, dan optimalisasi pencapaian tujuan PLB sebagai hub logistik di Asia Pasifik.
"kita juga akan bangun infrastruktur, menumbuhkan sentra industri dan logistik, pertumbuhan transportasi udara dan laut, serta memberikan instrumen fiskal untuk mewujudkan logistik nasional," tutur Sri Mulyani. (Fik/Ahm)
Advertisement