Investor Korsel Minat Bangun Proyek Properti di Bali dan Banten

Minat investasi perusahaan Korea Selatan pada sektor properti di Indonesia semakin meningkat.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Nov 2016, 12:20 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2016, 12:20 WIB
20160908-Properti-Jakarta-AY
Sebuah maket perumahan di tampilkan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Sepanjang semester I-2016, pertumbuhan KPR mencapai 8,0%, sehingga diperkirakan pertumbuhan KPR hingga semester I-2017 menjadi 11,7%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Minat investasi perusahaan Korea Selatan pada sektor properti di Indonesia semakin meningkat. Dari laporan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Seoul, salah satu perusahaan properti besar di Korsel berencana untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Identifikasi minat tersebut muncul ketika Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjadi Special Guest Speaker pada acara Posco EFI Forum 2016 tanggal 31 Oktober-2 November 2016 di Korea Selatan.

Thomas menyampaikan, investor Korea Selatan yang bergerak di bidang pembangunan properti berencana membangun properti di Bali yaitu shopping mall, retail mall, bioskop dan duty free shop dan rencana proyek properti (Residence & retail complex) di kota Tangerang, Banten. Pertemuan tersebut di fasilitasi oleh Kepala Perwakilan BKPM di Seoul, Imam Soejoedi dan mendapatkan dukungan penuh oleh KBRI Seoul.

Thomas meyakini keberadaan shopping mall juga dapat membantu mempromosikan produk-produk hasil dalam negeri seperti buah-buahan, sayuran, hasil agribisnis lainnya, pakaian, dan lain sebagainya. Sebab pihak pengembang nantinya juga harus memberdayakan dengan UKM di dalam negeri melalui kemitraan.

"Artinya keberadaan investasi yang dilakukan memiliki peran positif dalam mengembangkan perekonomian warga setempat," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Menurut Thomas, ‎masuknya investor tersebut nantinya juga dapat membantu upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Salah satunya dengan membangun hotel dan resort di 10 destinasi wisata yang saat ini menjadi prioritas pemerintah.

Dia menambahkan, saat ini ‎sektor pariwisata Indonesia berkembang sangat pesat, contohnya di Manado dengan dibuka penerbangan langsung Manado-Tiongkok oleh maskapai low cost carrier (LCC) yang memberi pengaruh sangat besar. Sebelum ada LCC, manado kedatangan turis Tiongkok 12 ribu per tahun. Saat ini jumlah turis Tiongkok di Manado mencapai 12 ribu per bulan.

"Dengan meningkatnya jumlah kunjungan turis asing ini tentu berdampak pada kebutuhan akan hotel, resort, leisure dan entertainment yang terus meningkat. Investor bisa harus melihat peluang besar tersebut,” kata dia.

Sementara Pejabat Promosi Investasi IIPC Seoul Imam Soejoedi menyampaikan, untuk investasi proyek-proyek properti baik residensial atau ritel, Kepala BKPM mengarahkan untuk melihat tidak hanya pada kota-kota yang saat ini sudah berkembang, namun juga kepada kota-kota yang memiliki prospek besar menjadi metropolitan kedepannya.

”Sehingga ada persebaran ekonomi dan memberikan value added bagi daerah tersebut," ungkap.

Dari data realisasi investasi Januari-September 2016 yang dimiliki oleh BKPM, Korea Selatan menduduki peringkat ke-8 dengan nilai investasi mencapai US$ 743 juta terdiri dari 1.944 proyek. Nilai realisasi investasi dari Korea Selatan tersebut menyumbang 3,5 persen dari total realisasi investasi yang masuk pada periode Januari-September 2016.

Dalam periode ini, realisasi investasi meningkat 13,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015 dengan nilai investasi Rp 453,4 triliun terdiri dari 21.843 proyek. Realisasi investasi dalam kurun waktu tersebut juga menyerap tenaga kerja sebanyak 960.041 orang.nj

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya