Suara Trump Melaju, Dolar AS Langsung Tumbang

Kemenangan sementara Donald Trump menjadi pukulan berat kedua bagi pasar valuta asing dalam kurun waktu lima bulan terakhir.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Nov 2016, 13:05 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 13:05 WIB
20160607- Dolar Kembali Melemah-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menunjukkan Dolar AS di toko penukaran uang di Jakarta, Selasa (7/6). Langkah wait and see para pelaku bisnis menambah tekanan terhadap dollar AS. Mata uang dollar AS terhadap rupiah dibuka Rp13.361. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, New York - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) jatuh setelah hasil sementara pemilihan presiden (pilpres) AS menunjukkan kandidat dari Partai Republik Donald Trump melaju di atas kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Dalam perhitungan suara sementara, Trump mampu melampaui Hillary di beberapa negara bagian. Realisasi tersebut sangat mengejutkan bagi para pedagang valuta asing. Semula, pelaku pasar memperkirakan bahwa Hillary akan menang dalam pemilihan presiden kali ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (9/11/2016), kemenangan Trump ini menjadi pukulan berat kedua bagi pasar valuta asing dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Pukulan pertama adalah saat warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa.

Saat ini merupakan pukulan kedua di mana dolar AS telah jatuh 3,8 persen terhadap yen. Ini merupakan penurunan terbesar sejak referendum Inggris. Sedangkan jika dibandingkan dengan euro, dolar AS telah melemah 2,4 persen terhadap Franc Swis, dan dolar AS telah melemah 2,3 persen.

Jika Trump menang akan memacu perubahan kebijakan AS. Tentu saja, perubahan kebijakan tersebut akan sangat berpengaruh kepada nilai tukar dolar AS.

"Ini tak terduga dan pasar keuangan tidak suka dengan kejadian yang tidak terduga," ujar Analis Pasar Uang Citigroup Inc, Steven Englander.

"Untuk sementara waktu ini sulit untuk dipetakan. Kami tidak tahu berapa besar volatilitas yang bisa terjadi dengan adanya kejadian ini," tambah dia.

Untuk sementara, Trump menang. Miliarder tersebut meraih 244 electoral vote. Sementara rivalnya, Hillary Clinton, tertinggal dengan angka 215 electoral vote. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya