Jepang Minta Cost Recovery Proyek Masela Rp 16,1 triliun

Ditegaskan Luhut, angka itu belum bisa diputuskan oleh pemerintah Indonesia, karena akan dilakukan audit terlebih dahulu.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Des 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2016, 16:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan telah menyelesaikan lawatannya ke Jepang. Ada beberapa proyek dibahasnya dengan pemerintah Jepang, salah satunya proyek Blok Masela.

Luhut mengungkapkan pihak Jepang sepakat untuk meminta cost recovery proyek Masela senilai US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 16,1 triliun‎ (kurs 13.470 per dolar AS).

Namun, ditegaskan Luhut, angka itu belum bisa diputuskan oleh pemerintah Indonesia, karena akan dilakukan audit terlebih dahulu.

"Ada subject audit. Kami juga harus adil dalam hal ini, tidak bisa langsung tentukan nominal berapa, masih ada beberapa pertimbangan," ungkap Luhut dalam keterangannya, Sabtu (24/12/2016).

Secara keseluruhan, Luhut mengatakan proyek ini hampir mencapai kesepakatan. Nantinya akan ada 3 proyek dalam mega proyek Masela ini.

"Kami masih tunggu perjanjian tertulisnya. Nanti akan ada proyek LNG, Petrokimia dan pabrik pupuk. Petrokimia dan pabrik pupuk belum pernah terpikirkan oleh kami sebelumnya. Ada dua masalah yang sudah bisa diselesaikan dalam kunjungan tersebut, yaitu kompensasi waktu dan peningkatan kapasitas produksi," tambah Luhut.

Luhut mengatakan pemerintah akan memberi tambahan kontrak kepada Inpex untuk Blok Masela selama 7 tahun, bukan 10 tahun seperti yang diminta oleh Inpex.

"Sampai sekarang itu mereka minta 10 tahun tapi kami melihat angka yang realistis 7 tahun," ujarnya. ‎(Yas/Zul)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya